PENGALAMAN
DI JALAN RAYA:
MENJADI PELAJARAN BERHARGA
Oleh:
Titin Sumarni (Dosen STAIN Bengkalis)
Setiap hari saya naik kendaraan
sendiri untuk berangkat ketempat kerja, saya mengikuti peraturan rambu-rambu
lalu lintas yang ada di sekeliling tempat saya melewati perlajanan ke tempat
kerja. Dan pada kesesokan harinya saya melihat ada tanda rambu lalu lintas yang
terbalik karena hujan badai di malam hari, karena saya mau kerja saya hanya bisa
melihat saja sambil berujar didalam hati,” ya Allah rambu-rambu lalu lintasnya
kok terbalik, semoga pengendara lain sudah hapal dengan jalan yang akan dilalui
sehingga tidak menyelonong saja berkendaraan, dan semoga tidak terjadi
kecelakan, dan semoga dinas perhubungan cepat tanggap dan cepat memperbaiki”
dalam hati saya berucap.
Dan pada keesokan harinya, saya masih juga melihat rambu-rambu lalu
lintas yang kemarenya saya lihat belum juga diperbaiki, dan bahkan sudah ada
satu lagi rambu-rambu lalu lintas yang terbalik, masih juga saya berucap didalm
hati “kok belum diperbaiki ya rambu-rambu yang kemaren dan bahkan tambah lagi
satu yang terbalik, semoga hari ini diperbaiki ” gumam saya didalam hati,
karena rambu-rambu lalu lintas adalah petunjuk yang penting bagi pengendara di
jalan raya.
Setelah sore hari saya pulang dari
tempat kerja, dan tanpa sengaja saya melihat lagi ke rambu-rambu lalu lintas
yang kemaren dan tadi pagi terbalik, tetapi pemandangan ini, membuat saya jadi
terkagum-kagum, karena saya melihat ada anak berseragam sekolah SMA sedang
memperbaiki rambu-rambu lalu lintas tersebut, sambil santai berkendaraan saya
tersenyum, karena saya bangga kepada anak sekolah tersebut yang masih peduli
dengan lingkungan sekitar, dan belum lama saya bergumam didalam hati, anak SMA
tadi melewati saya, dan kembali dia memparkirkan sepeda motornya untuk
memperbaiki rambu lalu lintas kedua yang terbalik.
saya perhatikan dia dengan seksama, setelah
memparkirkan sepeda motornya dia juga meletakkan tas ranselnya untuk
diletakkankan di samping rambu-rambu lalu litas yang rusak, lalu dengan sigap dia
memperbaiki rambu lalu lintas tersebut. Dan sayapun akhirnya berlalu sambil
berucap, Alhamdulillah masih ada generasi muda yang berhati muliah, semoga anak
tersebut mendapatkan ganjaran yang terbaik dari Allah dalam hati ku berkata,
sambil berharap semoga anak saya kelak juga hatinya baik sama seperti pemuda
SMA tersebut, peduli dengan lingkuang sekitar, dalam hatiku sambil menyebut
Amin.
Kemudian keesaokkan harinya saya
lewat kembai, dan saya melihat rambu-rambu lalu lintas yang kemaren rusak kini
tidak ada lagi sudah rapi oleh pemuda SMA. Tetapi belum lama saya berjalan ada
orang mengendarai sepedamotornya dan melewati saya mereka adalah perempuan, tiba-tiba
saya terkejut, karen wanita yang dibonceng membuang sampah minuman sembarangan
dan hampir saja tertabrak oleh saya, Astaghfirlah dalam hatiku bergumam, kenapa
ada orang seperti itu seperti tidak berpendidkan saja, membuang sampah
sembarangan, dan dia tidak menyadari kalau perbuatannya itu membahayakan
pengendara lain yang ada dibelakangnya, dan berbeda sekali dengan pemuda SMA
kemaren yang baik hatinya, mau memperbaiki rambu-rambu lalu lintas walaupun
tanpa dibayar. Sedang perempuan ini tidak peduli dengan orang disekitarnya,
untung saja saya tidak terjatuh karena menabrak bekas minuman wanita itu,
semoga orang tersebut segerah sadar dengan perbuatannya.
Kemudian saya berpikir kembali,
itulah sifat manusia ada yang baik dan ada juga yang buruk, ada yang peduli
dengan lingkuang sekitarnya dan ada juga yang tidak peduli, bahkan tidak mau
tau dengan orang lain atas perbuatannya itu merugikan orang lain.
Allah telah menciptakan manusia itu tergolong
menjadi dua yaitu Hitam dan Putih, Baik dan Buruk, di dalam Al-Quran tela
dijelaskan tentang sifat manusia.
“Manusia
itu suka berlebi-lebihan. Dan apa bilah manusia ditimpah bahaya dia berdoa
kepada kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah kami
hilangkan bahaya itu dari padanya, dia (kembali) melalui jalannya yang sesat),
seolah-olah dia tidak perna berdoa kepada kami untuk (menghilangkan) bahaya
yang telah menimpanya. Begitulah orang yang melampaui batas itu memandang baik
apa yang selalu mereka kerjakan” (Qs. Yunus: 12). “Dan apa bilah kami beri
kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan
sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya di berputus asa”
(Al-Isra’:83)
Dengan
membaca sifat manusia dalam alquraan ini, semoga saya selalu berpegang teguh
kepada Agama Islam dan petunjuk-petunjuk
dari Allah SWT, karen Allah SWT telah berfirman “Turunlah kamu semuanya dari
surga itu! Jika datang petunjuk-KU kepadamu, arang maka barang siapa yang
mengikuti petunjuk-KU, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak
(pula) mereka bersedih hati” (Qs Al-Baqarah:38)
“Barang
siapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih
baik dari pada kebaikkannya itu; dan barang saiapa datang dengan (membawa)
kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan
kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan” (Qs
Qhashash:84).
Dari
apa yang kita kerjakan baik itu sekecil apapun kalau apa yang kita kerjakan
membawa manfaat bagi orang lain dan bahkan sebaliknya mendatangkan bencana bagi
orang lain, maka dia kan medapat ganjaran dari Allah berkali-kali lipat pulah. semoga
kita semua tergolong orang-orang yang selalu membawa kebaikan bagi semua orang,
Amin.
#Dr. Amie Primarni
#Dr. Ngainun Naim
#Salam Literasi

0 Comment for "PENGALAMAN DI JALAN RAYA: MENJADI PELAJARAN BERHARGA"