Jangan memandang kebelangkang, jika memandang kebelakang akan membuatmu ragu untuk melangkah, fokuslah ke depan untuk menyongsong hari yang lebih cemerlang

Assalammualikum Selamat datang di goresan inspirasi ku

MUDIK LEBARAN IDUL FITRI (2018 M/1439 H)


MUDIK LEBARAN IDUL FITRI (2018 M/1439 H)
Oleh: Titin Sumarni

Pada hari raya idul fitri yaitu tahun 2018 M / 1439 H, kami sekeluarga pulang ke kampung halaman ku yaitu Bengkulu selatan tepatnya di kec. Pino raya kab. Manna, hatiku sangat senang sekali karena sudah dua tahun lebih saya tidak pulang ke kampung halamanku, yang selama ini hanya kupendam dalam-dalam kerinduanku pada kampung halaman pada orang tuaku dan semua saudara-saudaraku. Dan akhirnya waktu pulang kampung itu tiba juga, betapa hatuku sangat senang tidak bisa saya ungkapkan dengan kata-kata lagi saking bahagianya, karena bayangan bertemu sama orang tua dan semua keluarga ku yang sudah lama ku rindukan.

Setelah libur dari kantor dan si kakak sudah selesai menerima raport, kami semua keluarga termasuk adik ipar dan mertua perempuanku ikut bersama kami untuk mengunjungi kampung halaman ku, kami semua dengan hati yang senang menyiapkan semua perlengkapan untuk berangkat besok paginya, pada malam itu semua sibuk menyiapakan keperluannya masing-masing untuk bekal selama di kampung halamanku di Bengkulu, saya menyiapkan untuk suami, anak kami yang kecil dan saya sendiri, sedangkan si kakak sudah bisa menyiapkan keperluannya sendiri walau sekali-kali kakak bertanya tentang hala-hal yang akan di bawaknya kepada saya, begitu juga sama ibu mertuaku dan adik iparku semuanya sibuk sambil sekali-kali kami bercanda ria menyiapkan semua perlengkapan kami, dan tidak terasa jam sudah menunjukan pulul satu malam, semua perlengkapan kami kover-kover  sudah di susun dengan rapi sehingga pagi-pagi untuk berangkat tidak direpotkan lagi dan hanya menyiapkan barang-barang yang kecil-kecil saja.

Setelah sahur kami semua juga sudah siap berkemas setelah selesai sholat subuh kamipun berangkat untuk memulai mengantri kapal roro, maklum di tempat kami di bengkalis harus melewati penyebrangan roro untuk keluar dari Bengkalis, dan dimusim liburan kami harus sabar mengantri untuk mendapatkan giliran masuk kedalam kapal roro, dan Alhamdulillah mobil kamipun mendapatkan kapal yang pertama jam enam pagi sudah masuk kedalam kapal dan siap untuk keluar dari pualau Bengkalis, dan melaju ke kampung kalamanku.

Setiba dikampung halamanku, kami disambut hangat oleh orang tuaku dan semua keluargaku yang sudah menunggu kedatangan kami, karena sebelum kami berangkat saya sudah memberi kabar melalui telepon kepada orang tua dan semua saudaraku sehingga mereka sudah berkumpul dirumah orang tua kami untuk menyamput kedatangan kami, saya sangat bahagia sekali semua kerinduanku langsung kutumpahkan saat itu juga, tak lupa saya mencium tangan kedua orangtuaku dan menangis terharu melihat orang tuaku dalam keadaan sehat dan semua keluarga semuanya Alhamdulillah sehat, dan saya sangat bersyukur karena Allah selalu mencurahkan rahmadnya kepada keluarga kami salahsatunya adalah rahmat kesehatan.

Dan satu hari sebelum lebaran, kami menyebutnya yaitu puasa bungsu, orang tuaku sibuk menyiapkan semua keperluan kami untuk menyamput hari raya idul fitri, dan tidak lupa orang tuaku selalu bertanya kepada ku mau masakan apa karena lebaran tahun ini special untuk makan kesukaan bersama dengan saya dan cucunya dari Riau katanya, jadi masakan kali ini adalah semua keinginan dari orang Riau kata Bapakku sambil bercanda ria, dan disepakati oleh semua saudara-saudaraku. Dan tidak lupa kami membatu orang tua kami untuk berbelanja kepasar, saya bersama kakak-kakak dan bersama adikku pergi berbelanja kepasar, dan saya yang mendapat amanah untuk menyetir mobil untuk berbelanja kepasar dan terpaksa saya yang menyetir mobilnya, dan kami dengan sigap berbelanja kepasar kecuali adik bunsu kami yang tidak ikut belanja dia hanya menunggu didalam mobil, karena adik perempuan kami ini sedikit manja tidak bisa mencium bauh-bauh harumnya pasar, dan kalau dipaksakan akan membuat repot bisa pingsan, karena pernah pengalaman waktu itu pingsan dipasar karena menciaum harumnya bauh pasar dan ditambah lagi padatnya orang berbelanja dipasar di hari puasa bungsu.

Lalu saya pun bilang sama orang tuaku untuk minta dimasakkan makanan yang sudah lama tidak aku makan yaitu khas kami di bungkulu yaitu lemang dan tapai, dan kebetulan orang tuaku sudah masak tapainya dan dia bergegas menyuru saudara kami yaitu paman untuk mencari bambu untuk masak lemang dan semua kelaurgaku sibuk menyiapkan persiapan untuk memasak lemang, pada hari itu kami semua sibuk, yang laki-laki menyiapakn bambu dan perapian untuk membakar lemang sedangkan emak dan kakak saya menyiapkan beras ketan dan santannya, sedangkan yang lain sibuk juga dengan yang lainnya yaitu menyiapkan ketupat, rendang, dan yang lainnya, kami semua bekerja dengan hati yang riang dan gembira sambil bercanda dan bercerita tentang pengalaman-pengalaman selama kami masih remaja, dan tidak terasa semua pekerjaan kami sudah selesai, dan malam takbir pun tiba.

Sedangkan malam takbirannya, diisi dengan kesenangan anak-anak bermain bersama-sama, bermain kembang api, mercon yang tidak terlepas dari pengawasan kami, semuanya bermain dengan gembira karena semua saudara berkumpul bersama-sama.

Pada hari raya idul fitrinya, tidak lupa kami berkumpul bersama untuk saling bermaaf-maafan, terutama kepada kedua orang tua kami, dan semua saudara-saudara kami, dan tidak lupa kerumah tetangga hanya untuk saling bermaaf-maafan dan saling mencicipi hidangan lebaran. Setelah saling bermaafan kami semua menyantap hidangan yang sudah kami persiapkan bersama, sehingga kami menyantap dengan lahap hidangan kami dan kesukaan kami masing-masing, dan saudara yang datang tidak lupa kami hidangkan untuk menyantap makanan terutama lemang dan tapai yang sekarang ini hampir musna karena sudah jarang sekali yang mau memasak makananan tradisional ini dengan alasan repot untuk memasaknya, ya memang benanr sih untuk memasak lemang misalnya kalau tidak di iringi kerja sama yang baik sangat susah memasak masakan yang satu ini, karena harus menyiapkan bambu dan memasukan ketan dan santanya kedalam bambu dan belum lagi membakarnya yang lama, sehingga menadapatkan hasil lemangnya yang sangat enak dan gurih, tetapi usaha tidak akan menghianati hasilnya perjuangan mamasaknya yang lama akan mendapatkan hasilnya yaitu masakan lemang yang sangat enak dan gurih….eem enak…

Belum cukup sampai disitu, waktu liburan lebaran kali ini saya habiskan bersama dengan keluargaku, kami selelu bersama berkumpul bersama, makan bersama dan jalan-jalan bersama-sama, kami habiskan waktu untuk selalu bersama dengan memasak, makan dan jalan-jalan bersama, rasanya kebersamaan itu tidak mau saya alihkan walau sedikitpun, karena kami sadar kebersamaan ini tidak bisa kami dapatkan setiap saat dan setiap tahun pun tidak perna kami dapatkan, karena jarang sekali kami bisa lengkap berkumpul, terkadang saya yang tidak bisa berkempul dan terkadang kakak saya yang tidak bisa berkumpul pada hari raya idul fitri, dan hari raya idul fitri tahun ini kami semua berkumpul, betapa kami sangat bahagiah, begitu juga tergambar dari raut wajah orang tua saya melihat anak-anak dan cucu-cucunya semua bisa berkumpul bersamanya.

Yang saya petik dalam lebaran tahun ini adalah kebahagiaan, saya lupakan semua kesedihan yang selama ini selalu mengganjal dalam hati dan fikiran, karena semua masalah-masalah yang hampir tidak bisa saya pecahkan dan untuk mencari jalan keluarnya lagi. Yang selama ini hanya menangis didalam hati kecilku, dan air mataku tidak bisa keluar lagi, yang ada hanya diam, diam dan diam, dan semua kesedihanku hanya kutumpahkan dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan, ya hanya dengan bekerja dan bekerja saya bisa melupakan semua masalah-masalah, walau semua itu tidak juga menyelesaikan masalah, tetapi saya bisa melupakannya walau hanya sesaat saja, selalu saya melakukan hal yang positif sehingga semua masalah berharap akan sirna dan tidak perna akan datang kembali dalam kehidupanku dan keluargaku dan kuserahkan hanya kepada Allah SWT, karena semua berasal dari Allah dan akan kembali lagi hanya kepada Allah SWT.

Waktu kebersamaan kami akhirnya harus berakhir, saya harus pulang kemabli ke Bengkalis kekampung halaman suamiku dan tempat ku bekerja, sedih sekali rasanya karena kami harus terpisah kembali, rasanya liburan kali ini kenapa sangat singkat sekali, kenapa tidak selama sebulan penuh liburnya….”mulai cengengku menghapiriku kembali, rasanya saya tidak mau pulang kembali, saya hanya ingin tinggal bersama orang tuaku dan semua saudaraku saja, saya tidak mau lagi pulang dan bekerja…., saya bercerita kepada suami saya “ mama rasanya tidak mau pulang lagi pa, kita tinggal disini saja ya pa, “kataku lirih kepada suami saya pada malam sebelum kami berangkat pulang, saya takut dengan masalah-masalah itu akan datang lagi, saya sangat takut pa…. lalu suami saya bilang “ ya papa pahan dengan perasaan mama, tapi apa boleh buat kita harus pulang ma, dan tahun depan kita pulang lagi” kata suamiku menghibur ku…

Lalu keesokkan harinya kami pulang kembali, dengan perasaan yang berat saya harus meninggalkan orang tuaku dan semua saudaraku, dengan berlinang air mata saya memeluk orang tua ku dan saudaraku bergantian satu persatu kami saling berpelukan erat, seakan enggan untuk melepaskan pelukan ini, karena kami tau kami akan berpisah, dan kakakku berbisik “jangat sedih dek tahun depan kan kita berkumpul kembali, mari kita sama-sama berdoa semoga ditahun depan dan tahun-tahun yang akan datang kita selelu di berkahi kesehatan dan umur yang panjang sehingga kita selelu bisa berkumpul kembali” kata kakakku sambil melepaskan pelukkan, dan saya mengagguk dan tersenyum dan kamipun sama-sama tersenyum haru.

Itulah ceritaku saat mudik lebaran dikampung halamanku
#SalamLiterasi

Bengkalis, 30 juni 2018




0 Comment for "MUDIK LEBARAN IDUL FITRI (2018 M/1439 H)"

Back To Top