Jangan memandang kebelangkang, jika memandang kebelakang akan membuatmu ragu untuk melangkah, fokuslah ke depan untuk menyongsong hari yang lebih cemerlang

Assalammualikum Selamat datang di goresan inspirasi ku

HATI YANG LAPANG

*** HATI YANG LAPANG ***
Oleh: Titin Sumarni (Dosen STAIN Bengkalis)

Manusia hidup terkadang terlalu memaksa, memaksakan kehendak, memaksakan pikiran, memaksa diri sendiri, memaksa orang lain. Tetapi karena itu manusia muda menjadi stres, manusia tidak sadar kalau telah berbuat melampaui batas yang telah ditetapkan oleh-Nya. Kita harus menjalani hidup dengan merasa cukup, tidak memaksakan diri, dan memiliki hati dan jiwa yang lapang, yang bisa menerima segala sesuatu dengan seiklas-iklasnya. Bukan berarti kita hanya diam saja, bukan berarti kita tidak berusaha, kita harus selalu bekerja dengan gigih, dan berdoa dengan lebih gigih lagi, setelah itu lapangkan hati dan jiwa untuk menerima segala ketetapan darinya. (Jiwa Yang Lapang, A.K)

Apa yang dikatankan dengan hati yang lapang yaitu kita sudah menerima keadaan yang dihadapi, iklas dalam menjalaninya baik kebahagiaan yang datang maupun kesedihan yang datang kepada kita.

Terkadang dalam pekerjaan misalnya, ada saja rintangan dan cobaan yang terjadi sehingga sangat menguji kesabaran, dan keiklasana dalam melakukannya, terkadang ada saja terucap didalam hati gerutuhan-gerutuhan manja yang dilontarkan, sehingga sering terjadi keluhan dan keluhan.

Sering kita menganggap dalam melakukan suatu pekerjaan sebenarnya dikerjakan oleh beberapa orang tetapi menurut kita, hanya kita saja yang mengerjakannya, sehingga terucapa kenapa hanya aku saja yang bekerja kenapa tidak ada orang mau membantu padahal sudah di tunjuk untuk bekerja dan membantu melakukan pekerjaan ini. Sehingga terlontar sipat ego sehingga terucap kalau bukan aku maka pekerjaan ini tidak akan selesai”. Kita lupa padahal mereka telah membantu kita, dan bahkan orang tersebut ingin membantu tetapi melihat kita sudah melakukannya dan mereka menganggap kita bisa melakukannya, sehingga orang membiarkan kita melakukannya sampai selesai, dan kita dalam bekerja tidak perna meminta untuk di tolong sama mereka. Disinilah kita harus mengintrospeksi diri kita kembali, sehingga tidak menyalakan orang lain, terutama apabilah yang kita lakukan masih terdapat kesalahan-kesalahan kecil yang terjadi sehingga kita tidak menyalakan orang lain.

Disini kita perlu mengintrospeksi diri kembali sehingga terdapat hati yang tenang dan tidak perna menyalakan orang lain, bekerja dengan hati yang senang dan iklas dalam setiap pekerjaan yang dilakukan, kita merasa menikmati dalam segala pekerjaan dan rutinitas yang kita lakukan, ada pepata bijak yang menyatakan bahwa “ jika kita sering menyalakan orang lain, maka kita harus banyak belajar, dan jika kita masih menyalakan diri sendiri, maka berarti kita sedang belajar, dan jika kita tidak menyalakan siapa-siapa lagi berarti kita sudah selesai belajar” (H. Mansur), disini dalam kata bijak tersebut barulah saya menyadari bahwa kita masih dalam lingkup yang masih harus belajar dan bahkan masih banyak belajar, tidak peduli belajar pada siapa saja, bahkan sama anak kecil kita juga harus belajar.

Dalam kehidupan ini memang teori banyak yang mengatakan bahwa kesabaran juga adalah kunci kesuksesan, tetapi kesabaran ini sering terkadang hanya ucapan di bibir tetapi di hati masih sering sekali kesabaran itu sulit untuk dilakukan bahkan keiklasan sangat sulit seklai untuk dilakukan. Lalu bagaimna dikatakan kita termasuk orang yang sabar, apakah tidak pernah marah atau seperti apa..?.

Jika kita sudah memiliki rasa tanggung jawab dalam melakukan suatu pekerjaan tersebut maka tidak akan ada lagi kata bahwa saya capek melakukan pekerjaan ini sendiri, padahalan seharusnya bukan saya sendiri yang melakukannya, kanapa semua dibebankan kepada saya sendiri. Dengan tanggung jawab maka pekerjaan yang suliat akan merasa gampang karena merasakan bahwa pekerjaan tersebut adalah tanggaung jawab yang harus dipersiapkan atau diselesaikan, dan jika tidak selesai akan merasa terbebani sendiri karen merasa tidak akan dipercayai orang lagi untuk melakukan pekerjaan yang penting.

Dalam bekerja pastilah orang memberikan pekerjaan tersebut menganggap kita bisa menyelaikannya, jika kita tidak bisa, maka orang tidak akan memberikannya. Nah jika kita selesai menyelesaikan tugas yang penting dengan baik maka selain orang yang memberikan tugas tersebut senang kita juga akan bahagia karena sudah membantu menyelsaikan tugas dengan baik dan sudah membuat orang lain senang itulah kepuasan yang kita miliki yang sengguhnya.

Jika kita sudah memiliki jiwah yang seperti ini itulah menurut saya kita sudah memiliki jiwa yang lapang, karena sudah bekerja secara iklas bekerja mengharapkan ridho dari Allah SWT, dan hasil dari pekerjaan kita membahagiakan orang lain dan ingalah bahwa Allah akan bersama dengan orang-orang yang sabar dan iklas, dan Allah akan membayar berkali-kali lipat apa yang telah kita kerjaan sesuai dengan usaha kita, insyaallah. Dan yakinlah Allah tidak perna tidur, apa yang telah kita kerjakan tidak akan sia-sia.

Jika kita sudah mendapatkan hati dan jiwa yang lapang maka apapun pekerjaan yang kita lakukan akan merasa senang dan tidak akan ada rasa keterpaksaan dan akan merasa senang dengan apa yang telah dilakukan. Sehingga apapun resiko yang kita lakukan sudah siap menerimanya.

Seperti dalam pekerjaan dan memiliki suatu jabatan yang tinggi dan suatu saat kita turun dari jabatan tersebut, maka kita sudah siap dengan segala resiko yang dihadapi begitu juga sebaliknya jika di uji dengan jabatan yang tinggi kita juga berhati-hati dan tidak angku dan sombong dengan jabatan tersebut, sehingga jika sudah tidak menjabat lagi kita juga sudah siap menghadipi dengan hati dan jiwa yang lapang, tidak merasa iri dan dengki dengan orang lain yang menggantikkan kita tersebut dan tetap mendukungnya untuk memajukan instansi yang kita kelolah bersama, bukan menjatuhkannya. Begitu juga dalam berpolitik kita  siap menag dan siap kalah, dan jika kita menang dalam suatu pemilihan maka lakukanlah dengan sebaik-baiknya, dan jika kita tidak terpilih tetap mendukung kepada orang yang terpilih dan tidak menganggap dia adalah saingan  tetapi tetap mendukung satu sama lainnya. Begitu juga jika berusaha berwiraswasta harus siap menerima semua resikonya yaitu keberhasilan ataupun kekagalan, jika ini semua bisa kita lakukan maka kita sudah menjadi orang yang berjiwa yang lapang.  Jika ini sudah kita miliki maka kebahagian akan menanti dimanapun kita berada.


Jika sudah melakukan tiga hal yaitu tekun, sabar dan iklas, makan akan mendapatkan jiwa yang lapang, iklas dalam menghadapai segala cobaan dan rintangan menjalani perjalanan hidup, maka insyaalah akan mendapatkan hati yang tenang dan bahagia dalam segala hal dan bahagia dimanapun berada, semoga kita semua selalu hidup bahagia dan mendapatkan hati dan jiwa yang lapang dalam menghadapi segala cobaan dan rintangan hidup. wassalam semoga bermanfaat.

Gambar terkait


BENANG KEHIDUPAN

*** BENANG KEHIDUPAN ***
Oleh: Titin Sumarni

Kehidupan ibarat menata benang, jika benag di tata dengan baik maka benang tidak akan kusut, benang yang bentuknya adalah sebuah gulungan yang panjang, dalam satu gulungan hanya ada satu warnah saja, jika ingin mempunyai warna benang yang berbeda-beda maka haruslah menyatukan antara gulungan benang yang satu dengan gulungan benang yang lainnya.

Benag yang awalnya belum indah dan jika kita membuka gulungan benang tersebut jika tidak hari-hati dia akan kusut dan benang tersebut susah untuk di gulung kembali, tetapi jika benag di kelolah dengan beragam senih maka benang tersebut akan sangat indah dan bahkan akan bernilai yang sangat tinggi, seperti sudah kita lihat benang bisa di bentuk menjadi sebuah kain yang indah, seperti kain songket, yang sangat indah dan bernilai yang sangat tinggi, bahkan orang-orang memakai kain songket ini menjadi kebanggan tersendiri karena dari segi bentuknya yang sangat bagus dan harganya juga sangat mahal. Benang juga bisa dibuat berbagai macam, seperti orang membuat rajutan yang bisa di bikin tas, peci, dan bahkan bisa membuat switer yang cantik dan harga dari hasil rajutan ini juga sangat indah dan berniai jual yang juga tinggi.

Begitulah sebuah kehidupan ini, jika kita merajut dan merangkainya dengan baik maka kehidupan yang akan kita jalani juga akan sangat indah, tetapi jika kita tidak bisa merangkainya dengan baik maka kehidpuan yang akan dilalui juga akan seperti benang yang dibuka dari gulungannya tetapi kalau tidak hati-hati maka akan kusut dan akan susah untuk membuka banang yang sudah kusut tersebut, dan kalau kita harus melalukan membuka benang yang kusut tersebut haruslah dengan hati-hati  jika tidak hati-hati maka benag tersebut akan putus, begitu juga dalam pergaulan juga harus hati-hati kalau kita salah melangkah dan salah memili teman kita akan tersesat tetapi jika kita bergaul dengan teman yang tepat dan baik maka akan mendapatkan kebaikkan pula. Begitu juga dalam berumah tangga jika kita bisa menjadikan kekurangan pasangan hidup maka kekurang tersebut akan menjadikan warnah yang indah dalam kehidupan akan menerima kekurangan masing-masing sehingga akan mendapatkan kebahagiaan, tetapi jika tidak menerima kekuarang masing-masing sehinga kekrangan tersebut akan menjadikan kehidupan tersebut menjadi kusut dan jika tidak berhati-hati maka akan kusut dan bahkan putuslah suatu hubungan yang sudah terjalin.

Begitulah kehidupan ini tergantung kita, seperti apa kita mau membawa kehidupan ini, jika kita hati-hati maka akan selamatlah dari kehidupan yang kusut, jika hati-hati dalam menjalaninya maka kehidupan yang di jalani selama kita hidup akan penuh berwarna, dan kehidpan yang dijalani juag akan bahagia dan penuh dengan warna-wana yang indah. Tetapi jika tidak hati-hati maka kehidpuan akan berakhir dengan tidak bagus, dan akan susah untuk menanta kehidupan yang baik kembali.

Mungkin dalam benak akan timbul sebuah pertanyaan, tidak ada yang namanya hidup tidak mempunyai suatu masalah, apalagi didalam sebuah rumah tangga pastilah memiliki liku-liku kehidupan yang berbagai macam warnanya, ada yang hitam dan ada yang putih, maksudnya adalah ada kebahagiaan dan ada juga kesedihanan, tidak akan semuanya indah seperti harapan manusiah yang selalu ingin bahagia dan penuh cintah dalam mengelola biduk rumah tangga, pastilah semua menginginkan kebahagiaan itu. Tetapi ini semua tidak bisa dipungkiri dalam sebuah rumah tangga pastilah ada dukanya seperti pertengkaran, percekcokan yang kecil yang disebabkan oleh pendapat yang berbeda dan bahkan saling mempertahankan pendapat masing-masing atau ego masing-masing, sehingga terjadilah salah paham yang tadinya kecil sehingga menjadi membesar, tetapi ini semua adalah warna dari kehidupan seperti saya tulis diatas bahwa benang itu adalah tidak memiliki warna warni atau hanya satu warna saja tetapi karena penyatuan antara gulungan yang satu dengan yang lainnya sehingga terbentuklah menjadi warna-warni yang indah, begitu juga dengan kehidpan ini jika kita memiliki pendapat yang berbeda itulah warna dalam kehidupan tergantung bagai mana kita menyatukan perbedaan tersebut sehingga menjadi lebih bermaknah, akan tetapi jika tidak bisa menyatukan pendapatnya lagi maka kehidpan rumah tangga akan putus dan berkahir sudah.

Seperti orang yang menjahit jika dia menjahit dia melakukannya juga dengan sangat hati-hati, dan terkadang walaupun sudah melakukannya dengan hati-hati benang yang ada juga putus, sehingga dia akan memasangnya kembali, dan memasang benang juga perlu hati-hati dan penu ketelitian, jika tidak benang tersebut tidak bisa masuk didalam jarum dan bahkan jarum jiga akan melukai kulit.

Begitu juga dengan kehidupan, dalam pergaulalan juga perlu berhati-hati baik dalam ucapan maupun dalam perbuaan, jika itu sudah dilakukan maka akan selamtalah dalam pergaulan tersebut. Tetapi jika kita melakukannya dengan tidak baik dan asal-asalan dalam meimilih teman dan dalam berteman kita tidak menjaga lisan dan perbuatan maka akan celakalah.

Dalam kehipan ini tergantung kita seperti apa kita akan membuat hidip ini, jika kita menginginkan kehudpan yang bahagia maka jalanilah seperti apa adanya tidak berlebihan dan saling mengerti satu dengan yang lainnya, dan menjaga lisan dan perbuatan baik dalam keluarga, teman dan bermasyarakat, insyaallah kehidupan yang akan dijalani akan selamat, dimanupaun kita berada, karena kebahagian itu berada pada diri kita sendiri bukan berada di tangan orang lainnya, insyaallah dengan menjaga lisan dan perbuapan itulah kunci kebahagiaan.
Wassalam, semoga bermanfaat.                        

Bengkalis, 22/01/2018



MEMUPUK MIMPI

MEMUPUK MIMPI

MEMUPUK MIMPI
Oleh: Titin Sumarni (Dosen STAIN Bengkalis)

            Pada suatu pagi yaitu di hari minggu saya bersma keluarga liburan dirumah saja tidak berlibur diluar atau keluar kota atau di sebut istilah sekarang weekend, pada pagi hari setelah selesai sarapan saya mengajak si kakak untuk menanam bunga, lalu dengan semangat kakak bialang “Ayo ma.., ohya, kan bunga yang kita semai kemaren uda tumbuh membesar katanya”. Lalu kamipun besemangat untuk menanam bunga dan memindahkannya kedalam pot baru, saya menyiapkan pot bunga yang sudah saya beli, dan menyiapkan tanah untuk dimasukkan didalam pot, lalu kami berdua memasukkan tanah kedalam pot sambil menanam bunganya.

sambil menanam bunga saya bertanya kepada si kakak, “cita-cita kakak nanti mau jadi apa”, lalu kakak menjawab “saya mau jadi Dokter ma”, kanapa saya bilang, “karena saya mau Dokternya keluarga kita, keluarga kita jadi gak perlu susah-susah mencari Dokter kalau ada yang sakit” kata si kakak, alhamdulillah cita-cita kakak sangat muliyah, lalu saya bertanya lagi pada si kakak, bagaimana caranya supaya cita-cita kakak bisa terwujud kak?, “saya harus belajar dengan rajin” katanya, lalu saya pun mejelaskan kepada si kakak benar kak untuk menggapai cita-cita kita harus belajar karena belajar adalah proses untuk menggapai cita-cita, seperti bunga yang kita tanam ini, supaya dia bagus tumbuhnya kita perlu memeliharanya, kita harus siram setiap hari dan kita juga harus memupuknya supaya subur dan berbunga, sehingga indah dipandang mata sesuai dengan keinginan kita, tetapi jika kalau kita tidak memeliharanya maka dia akan layu dan bahkan akan mati, begitu juga dengan cita-cita supaya tercapai, kakak harus tetap semangat belajar supaya cita-cita kakak kesampaian, “ya ma kata si kakak, dan tanaman kami akhirnya selesai.

Setelah selesai kegiatan kami menanam bunga, baru saya terpikir lagi,  untuk menggapai mimpi memang harus memupuknya supaya mimpi-mimpi itu tetap subur batinku, karena saya ingat di waktu saya kecil saya mempunyai cita-cita, tetapi cita-cita itu tidak kesampaian karena saya tidak memupuknya sehingga cita-cita saya tidak subur didalam hati sehingga bisa berbelok arah, karena kurang bersemangat untuk mengejarnya akhirnya cita-cita hanya sebatas mimpi dan mimpi  bahkan hilang di sapu oleh waktu.

Setiap orang pastilah mempunyai mimpi termasuk saya, karena setiap orang wajib bermimpi, dari mimpi-mimpi itulah yang nantinya akan membawa kita menuju kesuksesan. Tetapi tidak semua orang bisa menjalankan mimpinya, ada yang berhasil meraih mimpi-mimpinya, dan ada pula yang mimpinya hanya sebatas hayalan saja, ‘mimpi disapu awan’. Nah disinilah saya merasa bermimpi itu boleh saja bagi setiap orang, tetapi untuk meraih mimpi itu perlu proses yang panjang, maka disini penulis merasa untuk melalui proses bermimpi menjadi kenyataan perluhlah kita memupuknya.

            Meraih mimpi itu harapan semua orang, bermimpi adalah hal yang wajar dan hampir semua orang pasti memiliki mimpi, untuk meraih mimpi kita sering berhayal , berangan-angan untuk melakukan sesuatu. Tetapi sering sekali kita hanya berhayal dan berangan-angan saja untuk meraih mimpi tidak pernah tergerak untuk memulainya, bahkan hayalan demi hayalan sering sekali terlintas tetapi ini hanya sebatal hayalan saja. Banyak sekali keinginan yang ada dibenak dan perasaan kita,  ingin seperti ini, ingin seperti itu, ingin menjadi orang kaya, ingin punya mobil baru, ingin punya rumah baru, ingin menjadi penulis yang sukses, dan banyak lagi keinginan-keinginan yang lainya semuanya berkeinginan untuk menjadi sukses.

Untuk meraih mimpi tersebut dibutuhkan kerja keras, kesabaran dan ketekunan untuk mengejarnya, jika semua itu bisa kita lakukan maka pastilah kita akan menggapai mimpi-mipi itu, karena bagi siapa yang bersunguh-sungguh maka dia akan mendapatkannya yaitu firman Allah “Bagi orang yang bersunggu-sunggu maka dia akan mendapatkannya, dan jika orang yang tidak berusaha sunggu-sunggu maka jangan harap mendapatkannya, barang siapa bersunguh-sungguh pasti ada jalan (Man Jadda Wajadah) dalam firman Allah surat Ar-Rad ayat 11 ditegaskan : “ sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.

            Dari Al-Quran dan Hadis tersirat bahwa pewujudan keadaan yang membuahkan hasil adalah kemampuan manusia berpikir untuk menyakinkan dirinya yang terbaik sehingga dapat mewujudkan cita-cita, tentunya kemurahan Allah SWT, berarti manusia tidak boleh menyerah dengan tantangan, hambatan dan kesulitan hidup dan harus dijalani dengan rasa optimis. Dalam firman Allah surat An-Anfaal ayat 74 dikatan bahwa: “ orang-orang yang beriman, orang-orang berjihad pada jalan Allah, orang-orang yang memberikan tempat perlindungan dan pertolongan, mereka itulah yang sebenranya beriman, mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang muliah”.


            selama ini penulis menyadari hanya bermimpi dan bermimpi, tetapi kurang usaha untuk melaksankannya singgga cita-cita hanyalah sebatas mimpi, karena hanya hayalan saja untuk menggapai mimpi tersebut tetapi tidak melakukan proses dengan baik untuk menggapai mimpi-mimpi tersebut  sehingga belum dapat menggapai mimpi. Semoga dengan menulis artikel ini penulis tetap berusaha memupuk mimpi hingga menggapai mimpi menjadi kenyataan. Wassalam

Hasil gambar untuk gambar MEMUPUK MIMPI



ANUGRAH HUJAN DI SORE HARI

ANUGERAH HUJAN DI SORE HARI
Oleh: Titin Sumarni (Dosen STAIN Bengkalis)

Pada sore hari saya ingin berbelanja untuk membeli peralatan masak,  tetapi hujan sangat lebat sehingga saya tidak jadi mau pergi berbelanja. Akhirnya sambil menonton TV bersama keluarga pikiran saya berkecimpung karena mikirin apa yang akan dimasak, untuk makan malam karena persediaa untuk memasak sudah habis, karena biasanya saya membeli peralatan untuk memasak tiga hari sekali, barulah saya kepasar berbelanja, karena saya merasa dengan tiga hari sekali pergi kepasar saya merasa irit bahan bakar dan irit dari segi waktu,  itu menurut saya.

Dalam saya bermenung memikirkan bahan masakan sambil menonton TV bersama keluarga, walaupun tidak konsentrasi karena hujan lebat saya tidak bisa berbelanja keperluan masak dan saya tidak bisa memasak lauk untuk makan malam keluarga kami.  Dan didalam hujan yang lebat sayup-sayup kami mendengar suara yang mengucap salam sambil mengetuk pintu,  lalu serentak kami pun melihat kearah pintu,  dan saya membuka pintu ternyata ada anak kecil didepan pintu (berkisar usia 12 tahun), lalu saya bertanya "ada apa nak..?,  saya bilang pada anak tersebut",  lalu dia bilang "bu mau beli ikan kata anak kecil tersebut", lalu saya menghampiri anak tersebut dan  saya langsung menghampiri keranjang ikan yang dibawa olehnya,  lalu memilih ikan yang ada dalam keranjang sambil bertanya kepada suami dia mau ikan yang jenis apa, setelah sesuai dengan pilihan suami, saya mengabil ikan dan membelinya,  dalam hati saya berkata Alhamdulillah pemikiran bingung untuk masak sudah tidak ada lagi.

Saya langsung membersihkan ikan,  dan setelah selesai membersihkan ikan saya bertanya kepada suami "papa ikanya mau dimasukkan apa"  lalu suami saya menjawab hanya menyerahkannya saja kepada saya "terserah masak apa saja ma yang penting enak", katanya.

Lalu saya berpikir lagi mau dimasak apa ya ikan ini dalam hatiku,  lalu saya teringat waktu kecil orang tua saya sering memasak ikan tersebut,  dan saya sudah lama sekali tidak merasakan masakan orang tua saya karena saya tidak bersamanya lagi jauh dari rumah orang tua.  Lalu tanpa pikir-pikir lagi saya menyiapkan bumbu untuk memasak,  dan akhirnya masakan saya selesai. Dan waktu magribpun tiba,  kami semua bersiap-siap untuk sholat berjama’ah.
Setelah selesai sholat magrib saya bergegas menyiapkan hidangan di meja makan untuk makan malam bersama keluarga tercinta, dan si kakak datang juga untuk menolong menyiapkan peralatan untuk makan malam, lalu suamiku mendekati meja makan dan dia bertanya "masak apa ma ikan tadi baunya enak sekali" sambil dia duduk di kursi,  saya menjelaskan masakan saya,  “saya masak asam pedas pa dan sambal totok (sambal terasa yang digilang sendiri pakai tangan dengan batu giling)  dan saya merebus daun ubi yang ada dibelakang rumah kita saya menjelaskan sama suami saya.  Dan akhirnya kamipun makan dengan lahap nya.

Setelah selesai makan saya jadi termenung lagi,  tapi ini bukan soal bahan masakan tetapi memikirkan kenikmatan yang Allah SWT berikan sore hari kepada keluarga kami dalam hujan yang sangat lebat,  didalam hati saya sangat bersyukur atas Rahmatnya, barulah saya menyadari bahwa Allah akan memberikan sesuatu yang di butuhkan umat-Nya bukan keinginan umat-Nya.

Dari Al-Quran dan Hadits menjelaskan: maka aku katakan kepada mereka: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? (An-Nuh: 10-13). . “Dan berapa banyak binatang yang tidak menanggung rezeki-Nya, Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya ( kepada binatang ) dan kepadamu ( para manusia ), dan Ia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”(Al-Ankabut: 60).



Dari Al-Quran dan Hadis tersebut barulah saya menyadari, bahwa Allah SWT maha mengetahui apa yang kita perbuat walaupun hanya itu dalam pikiran kita, karen Allah SWT Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, semoga tulisan ini penulis bisa selalu mengambil hikmahnya bahwa Allah SWT selalu ada bersama kita. Wassalam 
sumber gambar: Goggle.com
Back To Top