Jangan memandang kebelangkang, jika memandang kebelakang akan membuatmu ragu untuk melangkah, fokuslah ke depan untuk menyongsong hari yang lebih cemerlang

Assalammualikum Selamat datang di goresan inspirasi ku

MENDAKI SEBUAH IMPIAN


MENDAKI SEBUAH IMPIAN
Oleh Titin Sumarni

Pada tahun 1981 tepatnya pada bulan mei lahir seorang bayi perempuan di desa selali kec. Pinoraya Kabupaten manna Bengkulu selatan dari keluarga yang sederhana, bayi perempuan ini bukanlah bayi perempuan yang pertama dari pasangan keluarga ini tetapi adalah anak perempuan yang ke tiga, dia dibesarkan dengan penuh kasih sayang dari kedua orangtuanya dan kedua kakak perempuannya, bayi perempuan itu adalah aku. Selang tujuh tahun kemudian lahir lagi seorang bayi perempuan yang menambah kebahagian keluarga kami dia adikku.

Saat umurku menginjak 8 tahun Ibuku meninggal dunia, sehingga orang tua yang kami miliki saat itu yaitu Bapak yang sangat kami sayangi, Bapak juga menjelma sebagai Ibu bagi kami, karena hanya Bapak sajalah tempat kami berlindung dan Bapaklah yang selalu mencurahkan kasih sayangnya kepada kemi ber empat setelah meninggalnya Ibu. Setelah Ibu meninggal dunia Bapak belum mau menikah lagi karena kata Bapak hanya ingin fokus mengurus kami dan menyekolahkan kami sesuai dengan pesan Ibu sebelum meninggal. Ibu berpesan kepada Bapak untuk selalu menjaga kami dengan baik dan menyekolahkan kami sampai sarjana, begitu juga dengan kami Ibu selalu berpesan supaya kami semuanya harus sekolah sampai sarjana kata Ibu waktu beliau masih sehat dan di saat Ibu sakit,  Ibu selalu berpesan supaya kami rajin belajar dan sekolah sampai sarjana.

Setelah aku duduk di kelas tiga SLTP, aku melihat bapak yang sering termenung tetapi aku belum berani bertanya kepada Bapak kenapa Bapak kelihatan sedih dan sering menung/murung. Setelah pulang sekolah ada nenek dari keluarga bapak, yang rumahnya di belakang rumah kami, datang kerumah menemuiku, nenek datang kerumah dan bercerita kepadaku, yang menyatakan bahwa Bapak sebenarnya ingin menikah lagi tetapi Bapak takut kami anak-anaknya tidak menerima keputusan yang Bapak ambil, nenek juga perpesan kepadaku untuk menyampaikan kepada kakak-kakakku untuk menerima keputusan yang Bapak ambil, karena dirumah hanya kami bertiga (Bapak, aku dan adikku), sedangkan kakak Pertamaku sudah Kuliah di Kota Padang Sumatra Barat, sedangkan kakak kedua sudah kuliah di salah satu Universitas di Kota Bengkulu.

Pada malam hari setelah sholat magrib dan kami makan malam bersama, setelah selesai makan malam aku membuka cerita dan menanyakan kepada Bapak tentang apa yang diceritakan Nenek. Aku mulai bertanya kepada Bapak ”Bapak apa benar Bapak mau menikah lagi” kataku, dan Bapak terdiam sesaat, setelah itu barulah Bapak berkata membenarkan apa yang dikatakan oleh nenek dan Bapak memohon restu kepada kami untuk merestuai Bapak menikah lagi, dan aku juga berkata kepada Bapak bahwa sebenarnya Bapak boleh menikah lagi karena kami juga tidak bisa menjaga Bapak terus menerus dan kami juga harus melanjutkan sekolah kami, aku harus melanjutkan ke jenjang SLTA dan kakak sudah kuliah jauh, lalu siapa yang akan mengurus Bapak dan adik karena kami semua pergi, dan aku mengizinkan Bapak untuk menikah lagi tetapi dengan satu syarat bahwa Bapak harus menyetujui kami untuk melanjutkan sekolah sampai kemampuan kami, dan Ibu baru kami kelak harus mendukung kami untuk sekolah, jika dia tidak mendukung kami sekolah maka kami tidak merestui Bapak untuk menikah lagi. Begitulah perjanjian kami kepada Bapak dan Bapak juga menyetujui keinginan kami.

Setelah Bapak menikah lagi dan aku juga telah taman SLTP dan akan melanjutkan ketingkat SLTA dan aku meminta kepada Bapak untuk melanjutkan SLTA di Kota Bengkulu dekat dengan kakak dan Bapak juga setuju, aku juga berpamitan kepada Ibu baru kami, aku juga menitipkan adik kami kepada Ibu. Pada waktu Ibu menikah sama Bapak Ibu membawa anaknya yang laki-laki yang berumur dua setengah tahun, kami sangat menyayangi adik laki-laki kami tersebut karena kami tidak memiliki saudara laki-laki sehingga kami sangat bahagia mendapatkan adik laki-laki yang umurnya tidak begitu jauh dari adik perempuan kami. Sebelum aku pergi ke kota Bengkulu Ibu sudah berjanji untuk memperhatikan Bapak dan adik perempuan kami, sehingga aku bisa pergi dengan tenang menuntuk ilmu jauh dari Bapak dan adikku.

Waktupun berlalu tanpa terasa, aku sudah duduk di kelas tiga SLTA, sedangkan Bapak dan Ibu baru kami sudah memiliki anak lagi yaitu anak perempuan yang sangat cantik, kami semua sangat senang mendapatkan adik lagi karena bertama lagi keluarga kami, sehingga dengan kehadiran adik perempuan kami ini menambah semangat baru bagi Bapak dan dirumah kami menjadi rame karena kehadiran anak kecil didalam rumah kami. Pada saat aku duduk di kelas tiga SLTA Bapak selalu berpesan aku harus belajar yang rajin, karena pada saat aku sedang sekolah aku sering menyepelehkan pelajaran, boleh dikatakan aku agak sedikit tomboy sangat suka sekali berjalan-jalan bersama teman-teman sekolahku, karena waktu aku sekolah di SLTA aku memiliki lima teman akrab, kami mulai terjalin keakraban pada saat duduk di kelas satu, tidak sengaja waktu itu kami mulai dekat munkgin karena kami memiliki hoby yang sama suka jalan-jalan. Kami pergi jalan-jalan dengan riang gembira terkadang kami sering tidur bersama berganti-gantian tempat nginap terkadang dirumahku, terkadang dirumah temanku, sehingga kami sudah saling akrab dengan keluarga kami masing-masing. Walaupun kami sering bermain dan jalan-jalan kami berlima tidak termasuk dari anak yang bandel, dan kami termasuk anak yang ranking dalam 10 besar dikelas dan masuk dalam organisasi di kelas kami dan OSIS.

Pada saat kami hampir memasuki ujian nasional orang tuaku memanggilku lagi sekedar bertanya tentang sekolahku dan bertanya apa rencana kedepan, aku bersama Bapak berbincang-bincang masalah sekolahku kedepan, tetapi disinilah awalnya Bapak sebenarnya tidak menginginkan aku melanjutkan kuliah, karena Bapak berniat untuk menyuruhku tamat sekolah SLTA menikah dan Dia menyuruhku membantu usahanya dan Bapak menginginkan agar aku nantinya membangun ushaha sendiri, karena Bapak bilang untuk apa kuliah karena pengangguran yang sarjana sekarang sudah banyak, dan Bapak selalu membandingkan dengan tetangga kami yang tamat kuliah tapi belum juga dapat pekerjaan dan  bahkan Dia ikut pergi kesawah dan berkebun, jadi kata Bapak “untuk apa kuliah kalau akhirnya berkebun juga sama sepertiku” kata Bapakku. Dan Bapak berjanji kepadaku “jika nanti kamu tamat sekolah Bapak akan membantu untuk membuatkan usahamu, sehingga aku hanya bisa diam, belum bisa mau menjawabnya hanya keluar dari mulutku “nantilah Bapak aku pikirkan dulu dan do’akan agar aku lulus” dan Bapak menjwab “ya Bapak selalu berdo’ah semoga nanti kamu lulus”.

Tidak terasa sampailah waktu ujian nasional, aku dan kawan-kawanku belajar dengan giat dan kami sepakat untuk tidak jalan-jalan dulu seperti yang sering kami lakukan karena kami harus focus belajar untuk menghadapi ujian, baik ujian sekolah dan terakhir sampai ujian nasional. Setelah selesai ujian kami barulah melepaskan lagi hoby kami yang tertunda yaitu jalan-jalan walaupun kami hanya sekedar jalan kepantai, kedanau dendam, kebenteng Marboro, kepelabuhan Pulbay dan bahkan kami menghabiskan waktu kebersamaan kami sekedar merujak di rumah Yeti karena dirumahnya banyak buah-buahan mulai dari jambu, mangga belimbing dll. Tempat paforit kami berlima adalah pantai yaitu pantai panjang dimana pantai ini adalah pantai tempat wisatah pantai yang terkenal di Kota Bengkulu pantainya sangat panjang dan indah dengan pasirnya yang putih dan banyak ditumbuhi oleh pohon pinus, sehingga menambah kesan yang sejuk dan damai hampir setiap hari libur kami berlima pergi kepantai panjang ini dan di pantai ini banyak orang-orang menghabiskan liburannya baik yang dalam kota maupun yang dari luar kota.

Pada saat aku sekolah di SLTA aku tinggal bersama Ayuk[1] (Kakak perempuan) yang juga lagi kuliah. Kami tinggal di rumah kontrakan bersama sepupu yang juga masih kuliah, sepupuku juga kuliah di Universitas yang sama dengan Ayuk kandungku, kami tinggal berempat karena di rumah tempat kami ngontrak ada tiga kamar, dan rumahnya boleh dikatakan cukup luas untuk ukuran kami yang masih sekolah. Aku sangat bersyukur karena Ayuk-Ayukku orangnya sangat baik, tidak pernah mengekang apa keinginanku dan dengan merekah jugalah tempat aku bertanya apabilah aku terbentur dengan tugas-tugas sekolahku.

Setelah selesai ujian Nasional sambil menunggu pengumuman kelulusan aku pulang kerumah orang tuaku yang letaknya tidak begitu jauh dari tempat sekolahku lebih kurang menempuh perjalanan 3 jam dengan menggunakan angkutan umum yaitu naik travel yang biasa langganan kami jika pulang dan pergi lagi. Setelah sampai dirumah aku langsung menemui orang tuaku yang kebetulan hari sudah sore jadi orang tuaku sudah pulang dari kerja dan sudah duduk diteras rumah dengan segelas kopinya, aku sangat senang melihat orang tuaku yang sedang santai, itu artinya orang tuaku dalam keadaan sehat dan bugar dan tak lupa aku mengucapkan salam dan mencium tangan kedua orang tuaku dan langsung masuk kedalam melihat adik-adikku yang lagi asik bermain.

Setelah selesai sholat magrib kami langsung makan malam yang kebiasaan kami selalu makan bersama setelah selesai magrib sambil bercerita santai. Setelah selesai makan kami melanjutkan ngobrol di ruang keluarga sambil menonton TV dan Bapak bertanya kepadaku apa rencana aku selanjutnya karena Bapak sudah tau aku sudah selesai ujian Nasional. Sedangkan Ibu tidak mau ikut campur tentang apa yang menjadi keputusanku, bukannya Ibu tidak sayang dan perhatian kepadaku tapi Ibu lebih menyerahkan kepada kami untuk berpikir dan Ibu juga selalu menasehati kami sehingga kami tidak salah dalam melangkah dan salah dalam mengambil keputusan.

Bapak bertanya lagi kepadaku tentang apa keputusanku setelah lulus sekolah dan selalu menekankan supaya aku tidak melanjutkan kuliah dan membantu Bapak, dan Bapak selalu bilang dan berjanji untuk membantuku dalam membangun usaha. Setelah Bapak selalu bertanya barulah aku mengemukakan isihatiku yang belum perna aku ceritakan kepada Bapak tetapi isi hatiku ini sudah aku ceritakan kepada Ayukku dan Ayuk selalu mensuportku dan Ayuk juga selalu bilang kepadaku agar aku berterus terang kepada Bapak apa yang menjadi keinginanku. Dan pada kesempatan inilah aku menceritakan kepada Bapak apa yang menjadi keinginanku. Lalu aku menceritakan semuanya kepada Bapak bahwa aku sebenarnya belum bisa untuk membantu Bapak, bukannya aku tidak mau sebenarnya aku masih ingin melanjutkan Kuliah, dengan hati-hati aku ceritakan semua kenginanku kepada Bapak supaya  tidak merasa tersinggung dan marah karena aku sudah menentang apa yang diinginkan oleh Bapak, walaupun tadinya sempat ragu untuk menjelaskan apa yang menjadi keinginan ku yang sebenarnya kepada Bapak.

Setelah diam beberapa saat, setelah aku menjelaskan keinginanku kepada Bapak, akhirnya Bapak mulai bicara lagi, tetapi dengan agak bergetar Bapak bicara yang menandakan bahwa Bapak lagi menahan kekecewaan kepadaku“silakan jika masih mau berjuang melanjutkan pendidikannya tetapi dengan syarat kamu harus lulus di perguruan Tinggi Negeri, jika tidak lulus Bapak tidak mau membiayai sekolahmu” kata Bapak kepadaku. Akhirnya akupun terdiam mendengar ucapan Bapak yang berbicara lantang ditelingaku walaupun suara Bapak tidak keras tetapi ditelingaku cukup lantang sehingga membuat hatiku bergetar ada perasaan takut dan was-was, aku takut tidak bisa masuk di Perguruan Tinggi Negeri, itu artinya aku tidak bisa melanjutkan pendidikanku lagi. Setelah diam beberapa saat akhirnya aku bicara kepada Bapak “ baiklah Pak aku terima keputusan Bapak dan do’akan semoga aku bisa masuk di Perguruan Tinggi Negeri sesuai dengan harapan bapak” kataku. Dan akhirnya aku masuk kekamarku untuk beristirahat.

Setelah beberapa hari aku dirumah dan akhirnya aku meminta izin kepada orang tuaku untuk kembali lagi ke rumah kontrakan kami yang ada di Kota Bengkulu tempat kami tinggal selama menempuh pendidikan, aku pamit tidak pulang sampai aku lulus, dan sekaligus berpamitan untuk mendaftar di Perguruan Tinggi Negeri.

Setelah pengumuman kelulusan dan dinyatakan aku lulus dan teman-temanku juga semua lulus kami sangat bersyukur, kami bersama-sama untuk mendaftarkan diri di kampus yang sama, dan ada juga temanku yang tidak melanjutkan kuliahnya karena langsung mau mencari pekerjaan. Waktu itu kami tinggal bertiga yang masih berjuang untuk ikut tes masuk diperguruan tinggi Negeri (UMPTN), kami bertiga sama-sama mengambil di Universitas Negeri Bengkulu (UNIB) dengan jurusan yang berbeda sesuai dengan citi-cita kami masing-masing. Kami mengikuti arahan dari panitia mulai dari mengambil formulir yang antriannya luar biasa panjang dan kami harus sabar sampai mendapatkan formulirnya, setelah mendapatkan formulir kami langsung mengisinya sesuai petunjuk dan menyerahkannya kembali kepada panitia UMPTN dan kami mendapatkan jadwal untuk mengikuti test.

Pada saat kami mengikuti Tes tertulis, kami mengikuti dengat semangat walaupun cukup melelahkan tapi itu semua tidak menjadi masalah bagi kami untuk memperjuangkan citi-cita yang kami inginkan, sehingga tidak terasa akhirnya semua rangkaian kegiatan selesai semua tinggal menunggu hasil kelulusannya. 

Setelah hampir satu bulan lebih kami menunggu pengumuman kelulusan akhirnya tibahlah pengumuman kelulusan, dimana untuk melihat pengumuman kelulusan tersebut kami harus datang lagi kekampus tempat kami test sebelumnya, kami pergi berlima sahabat walaupun hanya kami bertiga yang ikut test, tetapi Ros dan Meri sengaja ikut untuk menyemangati kami apapun nanti hasilnya. Setelah sampai dikampus kami langsung menuju ketempat papan pengumuman dimana sudah banyak calon mahasiswa yang mencari nama-namanya dipapan pengumuman tersebut sehingga kami kesulitan untuk masuk menyelusup ditengah kerumunan orang yang ingin melihat hasil pengumuman kelulusannya. Dan akhirnya kami mendapatkan kesempatan sampai didepan papan pengumuman, kami membaca satu-persatu nama dan nomor peserta yang tertuslis dipapan pengumuman, bolak balik mataku mencari nama tetapi belum juga ditemukan dan kawan-kawanku semuanya sama mencari nama kami bertiga, tetapi nama kami bertiga tidak ada kami temukan walaupun berulang kali kami membaca nama-nama ribuan calon mahasiswa yang ada dipapan pengumuman tersebut, tetapi tidak ada satupun yang kami temukan, namanya ada yang sama tetapi setelah dilihat lagi tidak sesuai dengan nomor ujian dan jurusan yang kami ambil, dan akhirnya kami menyimpulkan bahwa kami tidak ada yang lulus ikut seleksi pada UMPTN, dan kami berlimapun saling berpelukan untuk menguatkan kami masing-masing karena tidak lulus, ya walaupun sedih kami harus menerima kenyataan bahwa kami telah gagal untuk masuk di Perguruan Tinggi Negeri yang kami inginkan. Setelah lama berdiam diri di kampus dan kami juga menyempatkan pergi kekantin kampus untuk membeli minuman karena terasa haus setelah habis menangis karena sedih tidak lulus. Akhirnya kami berlima pulang kerumah masing-masing.

Dan kesokan harinya temanku Ira dan Yeti mereka mendaftar di perguruan Tinggi Suasta yang ada di Kota Bengkulu yang ada jurusan sesuai dengan keinginan mereka, aku juga ikut mengantar dan menemani mereka, Yeti masuk di Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB), sedangkan Ira masuk di Universitas Dehasen sesuai dengan jurusan yang di inginkannya. Dan keesokan harinya aku berpamitan kepada teman-temanku untuk pulang kekampung, sedangkan Ros pamit untuk pergi ke Jakarta ikut kakaknya untuk mencari kerja, sedangkan Meri tetap mencari kerja di Kota Bengkulu saja karena Meri memang rumahnya berada di kota Bengkulu. Dan hari itu kami semua berpisah dengan perasaan sedih bercampur haru. Setelah sekian lama berpisah kami tidak pernah lagi bertemu dan hanya sekali-kali berkirim surat karena pada waktu itu belum ada yang namanya HP ya maklum kami tamat waktu itu belum dizaman teknologi seperti sekarang ini, kami taman SLTA pada tahun 2000.

Setelah kepulanganku kekampung halaman aku hanya membantu orang tua  mengurus rumah dan adik-adik yang masih sekolah, sedangkan Bapak masih terus bertanya kepadaku apakah aku mau menikah atau tidak karena Bapak hanya melihatku hanya diam dirumah saja. Sebenarnya hatiku sangat sedih karena tidak bisa melanjutkan kuliah sedangkan teman-temanku yang ada dikampung rata-rata melanjutkan kuliah, ada yang ke Padang, ke Jogjakarta dan di Kota Bengkulu, sehingga aku sangat kesepian tidak punya teman untuk diajak bermain dan ngobrol.

Setelah beberapa bulan aku hanya diam dirumah, pada malam harinya setelah kami selesai makan malam Bapakku mencetitakan bahwa Bapak sudah membeli sebuah Rumah yang terletak di simpang tiga yang rumah tersebut sebenarnya ruko sederhanya milik kawannya Bapak. Bapak berkata “gimana Nak apakah jadi mau buat usaha, jika jadi akan Bapak bayar rumah kawan Bapak yang ada simpang tiga dan jika sudah dibayar akan kita renopasi sesuai dengan keinginanmu, jika tidak mau, tidak Bapak lanjutkan untuk membelinya” kata Bapak dan Ibupun berkata “kalau mau akan Ibu bantu mengurusnya” kata Ibuku. Aku waktu itu sangat labil sekali ada perasaan sedih dalam hati kenapa Bapak tidak mengizinkan aku kuliah sedangkan Ayuk-Ayukku semuanya kuliah kok aku tidak boleh kuliah dan akhirnya aku sampaikan juga unek-unek dihatiku kepada Bapak karena aku tipe orang yang tidak suka memendam perasaan. Tetapi apa jawaban Bapak waktu itu “aku mau membuktikan supaya kamu itu juga bisa berhasil walaupun tidak kuliah, dan kamu bisa membuktikannya kapada ayukmu bahwa walaupun tidak kuliah juga bisa untuk berhasil, tapi alangkah bagusnya kalau kamu nika dulu” kata bapak sehingga membuat aku yang labil jadi menung sendiri, walau sebenarnya hatiku sangat menolaknya karena aku belum mau nenikah, “gimana aku mau menikah pacaran saja aku tidak pernah, atau aku mau dijodohkan” kataku didalam hati, tetapi aku hanya bisa diam tidak bisa berkata apa-apa karena dilubuk hatiku belum mau menikah dan aku masih mau melanjutkan kuliahku.

Setelah beberapa bulan aku dirumah tidak terasa sudah masuk dibulan puasa dan sudah dekat dengan Hari Raya Idhul Fitri, tetapi aku belum juga mau memutuskan untuk melanjutkan apa yang Bapak inginkan, dan mulai berdatangan teman-teman yang kuliah di luar kota pulang kembali kerumahnya karena libur lebaran Idhul Fitri, aku melihat mereka pulang hatiku terasa minder kepada mereka karena aku melihat mereka pulang dengan wajah bersih-serih, aku sengaja tidak mau menanyakan perihal kuliah kepada mereka kerana hatiku sedih jika mendengar mereka bercerita tentang kuliah. Dan pada saat hari Raya Idhul fitri tiba aku memperhatikan kawan-kawanku kebetulan tetangga rumah dan kawan akrabku juga pada saat di SLTP tetapi mereka melanjutkan SLTA hanya di kampung kami saja, sedangkan aku melanjutkan SLTA di Kota Bengkulu karena ada kakakku di sana sehingga aku juga ingin sekolah di Kota Bengkulu. Setelah tamat dari SLTA kawan-kawanku melanjutkan kuliah menyebar di berbagai daerah sedangkan aku tidak melanjutkan kuliah karena tidak lulus masuk di perguruan Tinggi Negeri karena sudah kesepakatan dengan Bapak jika tidak lulus di perguruan Tinggi Negeri maka aku tidak dibolehkan untuk melanjutkan kuliah dengan berbagai alasan yang Bapak ucapkan kepadaku.

Pada saat Ayukku pulang mereka selalu bertanya kenapa aku tidak melanjutkan kuliah lagi, dan bertanya juga kepada Bapak kenapa aku tidak diizinkan untuk kuliah, tapi Bapak selalu bilang kalau aku disuruh membantunya bekerja dan Bapak juga akan membantu aku membuka usaha. Pada saat hari raya Idhul Fitra ada keluarga dari ibu kami datang dan kebetulan mereka juga bekerja di Batam merekah pulang kampung. Lalu aku memberanikan diri bertanya kepada paman mengenai pekerjaan di Batam, dan aku iseng-iseng bertanya kepada paman tentang lowongan kerja di Batam, dan paman akhirnya menjelaskan tentang pekerjaannya dan pekerjaan-pekerjaan yang ada di kota Batam yang bisa diterimah perusaan untuk tamatan SLTA sepertiku.

Setelah paman pulang, akhirnya aku masuk kekamarku untuk berpikir sejenak karena sebenarnya aku sangat tertarik untuk bekerja di Batam ya maklum aku sangat suka berpetualang. Dan pada malam harinya aku ceritakan kepada Ayuk-Ayukku dan Bapak tentang keinginanku bekerja di kota Batam, tetapi sebenarnya Ayuk-Ayukku tidak setuju alias tidak mengizinkan jika aku harus bekerja di Batam, Ayuk-Ayukku masih menginginkan aku untuk melanjutkan kuliah lagi atau setidaknya aku ikut kusrsus dulu kata Ayukku. Tapi karena waktu berpikir tidak banyak karena dua hari lagi Paman sudah akan pulang lagi ke Batam. Sedangkan Bapak awalnya hanya diam saja dan aku membujuk Bapak untuk mengizinkanku pergi ke Batam hanya untuk satu tahun saja sekedar ingin mencari pengalaman dan akhirnya Bapakku mengizinkan aku mencari pengalaman dan bekerja di Batam, sedangkan Ayuk-Ayukku sebenarnya sangat berat sekali untuk mengizinkanku pergi, tetapi karena tekatku sudah bulat akhirnya aku di izinkan pergi ke Kota Batam bersama Paman.

Photo Aku Bersama Ayuk-ayukku dan Adikku

Pada saat satu hari sebelum kami berangkat orang tuaku pergi ke rumah nenek dan berbicara kepada Paman bahwa aku akan ikut paman ke Batam, dan Bapak banyak bertanya-tanya tentang situasi di Batam dan pekerjaan seperti apa yang akan aku masuki nantinya, paman menjelaskan dengan seksama dan menyakinkan Bapak supaya Bapak tidak khawatir. Dan akhirnya keesokkan harinya kami berangkat ke kota Bengkulu terlebih dahulu dengan menaiki Bus menuju ke kota Palembang untuk mengunjungi saudara kami juga disana, kebetulan aku tidak sendiri yang akan mencari pekerjaan di kota batam tetapi bersama sepupu kami yang kebetulan sama-sama baru tamat SLTA. Kami tinggal di Palembang sekitar 2 hari dan kami masih sempat juga untuk jalan-jalan di kota Palembang bersama sepupuku karena Dia sudah sering ke Palembang sedangkan aku baru pertama menginjakkan kaki di kota Palembang sehingga sepupuku sudah biasa dengan kota Palembang dan kami juga memiliki hoby yang sama suka jalan-jalan walau hanya sekedar ke Mal, kejembatan Ampera kebetulan juga sepupuku punya teman orang Palembang sehingga kami juga ada tour guide jika mau kemana-mana.

Pada keesokkan harinya kami akhirnya berangkat ke Kota Batam dengan menaiki Kapal yang langsung menuju Kota Batam. Setelah sampai di Kota Batam kami langsung menuju rumah kontrakan paman karena hanya paman sendiri dirumah, paman belum berkeluarga. Setelah sampai kami istirahat di rumah saja, dan pada malam harinya kami membuat surat lamaran pekerjaan sebanyak-banyaknya karena kami harus memasukkan lamaran pekerjaan ke beberapa perusahaan karena kalau hanya satu atau dua surat lamaran yang kami masukkan takut tidak diterimah.

Setelah dua hari kami istirahat dirumah akhirnya kami diajak oleh paman untuk mencari kerja, kami pergi ke Muka Kuning tempat komplek perusahaan besar. Setelah sampai di komplek muka kuning Batam kami melihat rame sekali orang yang ingin mencari pekerjaan, kata paman kalau setiap habis lebaran memang seperti ini, orang-orang datang dari berbagai daerah yang ingin mengadu nasib mencari pekerjaan kata paman menceritakan kepada kami. Setelah sampai di perusahaan kami bertanya pada scuirity dari perusahaan satu keperusahaan lainnya hanya ingin menanyakan informasi lowongan pekerjaan, jika ada lowongan pekerjaan kami langsung menuliskan nama perusahaan kedalam surat lamaran pekerjaan yang telah kami persiapkan dari rumah, kerna nama Perusahaannya sengaja belum kami tuliskan lalu kami menyerahkan kepada security surat lamaran kami. Kami berkeliling mencari lowongan pekerjaan tetapi belum ada satupun kejelasan dari lamaran yang telah kami serahkan ke banyak perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan.

Setelah hampir satu minggu lebih kami menunggu kabar diterimah atau tidaknya kami bekerja tetapi belum juga ada kejelasannya, dan kami sudah sangat gelisah karena takut jika kami belum dapat pekerjaan, persediaan keuangan sudah sangat menipis maklum orang tua kami memberikan hanya cukup untuk satu bulan saja yang sebenarnya jika di hitung dengan harga di Batam dengan di kampung sangat jau sekali perbedaan nilai tukar rupiahnya. Sedangkan dibatam harga semua mahal dan harus beli semua sedangkan dikampung harga masih cukup murah dan bahkan sayuran tidak beli. Disinilah yang membuat kami mulai merasah resah dan ingin numpang terus-terusan sama paman juga tidak enak karena rumah kontakan paman hanya memiliki satu kamar saja, dan paman terpaksa harus tidur di ruang tamu yang kebetulan langsung menyatu dengan ruang keluarga yang tidak begitu besar.

Setelah hampir dua minggu kami belum juga dapat pekerjaan dan akhirnya aku dan sepupuku  berinisiatif mengajak paman untuk pergi lagi ke komplek muka kuning untuk memasukkan lagi lamaran pekerjaan di perusahaan lain yang belum kami masukkan lamaran pekerjaan. Setelah sampai dilokasi Kami menemani sepupuku terlebih dahulu untuk mengantar lamaran pekerjaan karena di perusahaan tempat sepupuhku tersebut ada lowongan pekerjaan dan sepupuhku bisa masuk untuk ikut seleksi, sedangkan aku tidak bisa ikut seleksi karena scuirity langsung tidak menerimaku karena tidak memenuhi syarat tinggi badan sedangkan sepupuku memenuhi syarat, sehingga sepupuku langsung ikut bergabung bersama calon-calon kariawan lainnya. Setelah selesai mengantar sepupuhku, aku bersama paman pergi ke perusahaan yang lain untuk mencari pekerjaanku dan kami tertuju pada satu perusahaan yang kebetulan ada tertulis menerima lowongan pekerjaan sehingga aku langsung masuk dan menyerahkan surat lamaran pekerjaan beserta lampiran ijazah kepada scuirity dan aku disuruh menunggu, sedangkan pamanku langsung izin kepadaku untuk pergi mencari minum sekaligus melihat sepupuku yang sedang test mengikuti seleksi calon karyawan baru.

Pada saat menunggu arahan dari karyawan perusahaan yang bertanggung jawab terhadap calon kariawan baru kami diberikan pengarahan dan diukur tinggi badan, nah disinilah lagi-lagi aku harus tersingkir karena tinggi badanku hanya 150 cm, sedangkan syaratnya minimal tinggi badan 155 cm, akhirnya aku keluar dari gerbang perusahaan tersebut dengan perasaan yang sangat sedih, aku teringat dengan kampung dengan Bapak dan seluruh keluargaku rasanya aku ingin pulang, aku menangis didalam hatiku saja karena sudah berapa perusahaan yang telah aku masuki tidak ada satupun yang bersediah menerimaku, tidak terasa airmataku menetes begitu saja membasahi pipiku dan cepat-cepat aku hapus dengan punggung tanganku. Pada saat aku lagi jalan dengan kesedihanku ada seseorang mendekaitiku, karena tidak sadar ada orang hampir saja aku menabraknya untungnya langsung bisa aku rem dengan kakiku dan aku langsung mendongak keatas, setelah melihat keatas dan memperhatikan seragam yang dikenakan laki-laki tersebut dan melihat lagi ke muka laki-laki tersebut dan dia tersenyum dan bertanya kepadaku, “apakah adek mau cari pekerjaan…” kata scuirity tersebut dan langsung aku jawab “iya pak” kataku dengan tanpa sadar langsung keluar dari mulutku tanpa ragu menjawab iya. Dan scuirity tersebut langsung membawaku masuk kedalam gerbang perusahaan, aku memberanikan diri bertanya kepada scuirity “pak kok tidak ada tulisan pengumuman bahwa menerima lowongan kerja seperti di perusahaan-perusahaan lainnya” kataku, dan scuirity pun menjawan sambil tersenyum rama kepadaku “memang sengaja tidak dipasang dek karena tidak membutuhkan karyawan baru yang banyak hanya butuh beberapa orang saja” kata scuirity tersebut, dan aku memberanikan diri lagi untuk bertanya “apakah tidak memiliki syarat harus tinggi  min 155 cm pak” kataku agak sedikit fesimis “tidak dek”, Dia hanya menjelaskan bahwa “nanti  akan ada tesnya yaitu test kemampuan umum dan test wawancara saja dek” kata scuirity dan tidak terasa kami sampai dilokasi yang ditujuh dan aku melihat sudah ada beberapa orang yang menunggu di ruangan tersebut, dan akhirnya aku disuruh untuk ikut bergabung dengan calon peserta lainnya unutk menunggu pengarahan berikutnya. Sambil duduk menunggu aku berdo’a didalam hati, tanpa terasa hampir menitikkan airmataku lagi didalam hati aku berkata “ternyata begini susahnya mencari pekerjaan, sedangkan dikampung Bapak menyurukuh membuat usaha sendiri” ada penyesalan didalam hatiku, tetapi tekatku sudah bulat untuk mencari pengalaman pekerjaan terlebih dahulu.

Setelah cukup lama kami menunggu datanglah seoarang wanita dengan pakaian yang rapi dan sangat cantik, memberikan pengarahan kepada kami bahwa kami harus mengikuti test tertulis yaitu kemampuan umum, dan kami diberikan kertas soal dan satu kertas lembar jawaban, kami semua menjawab dengan tertib dan kami di beri waktu satu jam untuk mejawab soal yang berjumlah 100 soal, setelah waktu habis kami disuruh menunggu beberapa saat untuk menerima hasilnya. Sambil menunggu kami juga saling berkenalan satu sama lainnya yang kebetulan ada laki-laki dan perempuan kami semua saling akrab walaupun baru berkenalan, mungkin karena kami satu tujuan sama-sama mengadu nasib untuk mendapatkan pekerjaan. Dan tidak terasa akhirnya kami dikejutkan dengan kedatangan karyawan yang mengumumkan hasil test kami tadi, dan aku dinyatakan lulus ketahap berikutnya begitupun dengan yang lainnya tetapi ada 4 orang yang tidak lulus karena tidak mencapai nilai minimum yang ditentukan perusahaan. Dan kami disuruh mengantri kembali untuk test wawancara. Dan tibahlah giliranku yang dipanggil, aku masuk dan dipersilakan duduk dan aku mulai ditanya dengan menanyakan nama, alamat, berapa saudara, semua aku jawab dengan jujur dan aku juga ditanya alasan mengapa aku ingin bekerja, dan banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan yang aku jawab dengan apa adanya tanpa aku buat dan tambah-tambahkan. Dan akhirnya aku diperbolehkan untuk keluar dan menunggu hasil keputusan selanjutnya.

Setelah keluar dari wawancara aku disambut oleh teman-teman baruku dengan memberikan pertanyaan kepadaku tentang apa saja yang telah ditanyakan kepadaku pada saat wawancara, karena ada yang belum mendapatkan giliran test wawancara dan ada juga yang sudah mendapat giliran. Aku menceritakan kepada mereka seputar test wawancara yang telah kuselesaikan. Setelah semuanya mendapat giliran kami harus menunggu kembali, dengan perasan yang bercampur aduk takut tidak lulus dan lain sebaginya, begitu juga dengan teman-tamanku yang lain karena kami semua memang lagi membutuhkan pekerjaan tersebut. Setelah cukup lama kami nenunggu dan sampailah kepada pengumuman yang di tunggu-tunggu dan aku dinyatakan diterimah bekerja dan sudah bisa bekerja besok pagi, begitu juga dengan teman-teman baruku kami semua diterimah, kami semua bersujud syukur karena bisa diterima bekerja, lalu kami langsung diberi seragam baju kariawan dan langsung di kasih Card Id yang tujuannya adalah untuk kami absen masuk dan absen pulang dan sekaligus sebagai ATM untuk kami menerima gaji setiap bulannya.

Setelah urusan selesai semua kami dipersilakan pulang, aku langsung keluar dari perusahaan tempatku yang sudah diterima dan menuju perusahaan temapat sepupuhku yang sedang mengikuti test. Disana sudah berkumpul paman dan supupuku yang memang lagi menungguku karena sepupuku sudah duluan selesai. Setelah sampai di dekat mereka aku langsung ditanya oleh paman apakah aku diterima atau tidak, dan aku dengan hati yang sangat senang langsung menceritakan bahwa aku telah diterima bekerja. Dan aku juga menanyakan kepada sepupuku dan Alhamdulillah Dia juga diterima bekerja. Akhirnya kami pulang kerumah dengan perasaan hati yang senang.

Sebelum pulang kerumah kami langsung mampir di warung dan kami berbelanja keperluan untuk memasak, setelah kami sampai di rumah kami membersihkan diri dan sholat dan kami langsung bersiap-siap untuk memask makan malam untuk kami bertiga, sekaligus kami memasak sambal lebih banyak dari biasanya untuk sarapan kami besok paginya karena kami sudah harus memulai bekerja. Dan keesokkan harinya kami harus bangun pagi-pagi, jam 4 subuh kami sudah harus bangun dan mandi setelah mandi kami langsung sholat subuh dan menyempatkan sarapan, jam 05.30 kami sudah harus mengantri untuk naik angkot karena kata paman harus pagi-pagi kalau tidak maka tidak akan kebagian angkot dan kami akan terlambat, karena jam 07.00 harus sudah masuk kerja dan kami harus jam 07 kurang sudah sampai di perusahaan. Setelah keluar dari Gang rumah kontrakan paman kami melihat begitu ramemnya orang yang sudah mengantri dijalan untuk naik angkot, setelah ada satu angkot yang datang langsung diserbu oleh penumpang, sehingga kami juga terpaksa harus berebut dan berdesak-desakan dengan penumpang lainnya kalau tidak kami tidak akan kebagian angkot dan akan terlambat sampai di tempat kerja.

Setelah sampai ditempat kerja aku langsung memperhatikan nama perusahaan yang menerimaku bekerja, aku baca dengan seksama tulisan yang berjejer rapi yang besar tertulis digerbang perusahaan PT. SIMANO BATAMMINDU, itulah nama perusahaan tempatku bekerja pada tahun 2000. Setelah memasukki gerbang perusahaan aku langsung mengantri untuk absen dengan menggesek katu ID Cardku ke alat elektronik yang sudah disediakan di dekat scuirity, maka absen masuk langsung tercatat didalam Aplikasi komputer sesuai dengan jam, menit dan detiknya. Setelah selesai absen aku langsung masuk keruangan yang langsung di arahkan oleh karyawan yang bertugas, kami langsung dibagi tugas dan diarahkan untuk melakukan pekerjaan, dan setelah selesai kami langsung diantar ketempat bagian kami masing-masing dan kami langsung diberi tugas, diperusahaanku bekerja yaitu bergerak dibidang pembuatan sepeda dan pancing, sedangkan aku ditugaskan dibagian pembuatan pancing. Tidak terasa waktu berjalan sudah memasuki jadwal makan siang kami langsung menuju kekanting perusahaan yang sudah disediakan oleh perusahaan untuk makan karyawan, lalu kami juga menuju ke mushala untuk sholat, setelah selesai sholat aku langsung menuju ketempat kerja karena waktu istirahat tidak banyak sehingga aku harus memanfaatkan waktu istirahat dengan sebaik-baiknya. Kami pulang atau selesai bekerja waktu normalnya yaitu jam 15.00 (jam tiga sore) jika tidak ada lembur jika ada lembur maka kami pulang jam 18.00 (jam enam sore). Kami juga diberi waktu kerja yaitu dua ship (ship malam dan ship pagi) yang artinya aku harus bekerja selama satu minggu ship pagi dan minggu depannya kami masuk malam, ship malam hari dimulai dari jam 23.00-07.00 (Jam normal kerja) tapi jika ada lembur maka aku harus masuk jam 19.00-07.00 pagi, tapi sebenarnya aku lebih suka jika masuk jam 19.00 (jam tujuh sore) karena aku bisa berangkat kerja masih sore dibandingkan harus masuk jam 23.00 (jam sebelas malam) boleh dikatakan tengah malam. Tapi Alhamdulillah selama bekerja diperusahaan tersebut aku sering lembur walaupun cukup capek tapi aku selalu bersyukur dan menikmati dengan apa yang telah kujalani waktu aku bekerja.

Waktu berlalu begitu cepat, hari demi hari, minggu demi minggu dan bulanpun berganti yang selalu kujalani saat aku bekerja di Kota Batam, selama aku bekerja di Batam yang membuatku selalu merasa bahagiah adalah pada saat kakakku yang kuliah di Padang selalu menelpon terkadang kami selalu janjian untuk menelpon jika aku selesai gajian aku akan selelu menelpon kakakku yang ada di Padang, aku menelpon di rumah Kos kakakku yang ada Nomor Telpnya, aku jarang sekali menelpon orangtuaku karena dirumah tidak ada Telpon Rumah karena waktu itu belum ada yang namanya Handpon kalaupun ada itu hanya orang-orang tertentu saja yang sudah memilikinya di kampungku, jika aku rindu dengan keluargaku aku hanya bisa berkirim surat sekedar memberi kabar kepada keluarga di kampung menyatakan bahwa aku baik-bakik saja.

Setelah satu bulan bekerja dan kami sudah menerima gaji dari hasil kerja, akhirnya aku dan sepupuku memutuskan untuk mencari rumah kontrakan sendiri, karena kami segan sama paman yang selalu menumpang dan kami juga kasian kepada paman yang tidur diluar sedangkan paman juga capek bekerja dan butuh istirahat dengan baik. Akhirnya paman juga menyetujui keinginan kami mengontrak rumah “silakan kalau kalian juga ingin mandiri tapi tidak boleh jauh dari paman karena kalian adalah tanggung jawab paman, orang tua kalian sudah menitipkan kalian kepada paman” kata paman kepada kami. Dan akhirnya kami juga mendapatkan rumah kontrakan yang juga berkat bantuan paman.

Setelah enam bulan aku bekerja di perusahaan, ada berita gembira yang sangat ditunggu-tunggu oleh semua karyawan, karena akan ada bonus refresing bagi semua karyawan yaitu akan diadakan jalan-jalan dengan biaya semua ditanggung oleh perusahaan, dengan mendengar berita refresing tersebut aku sangat gembira karena aku bisa jalan-jalan yang memeng adalah hobyku, kebetulan aku juga belum pernah jalan-jalan, hanya jalan ke mal saja bersama sepupuku pada hari minggu. Dan keesokan harinya pada hari minggu kami semua berkumpul di lapangan perusahaan dimana dilapangan sudah menunggu Bus-Bus perusahaan untuk membawa kami jalan-jalan, walaupun tahun ini kami hanya diajak ketempat wisata yang terkenal di kota batam yaitu pantai Nongsa Batam, disana kami sangat senang bermain dengan airnya yang jernih dan pantainya yang putih dan bersih. Panitia sudah menyiapakan berbagai acara semua karyawan terlibat dalam permainan yang sudah diatur oleh panitia, kami semua sangat menikmati permainan dan kebersamaan sehingga kami tidak bosan seharian berada di pantai dan dengan keindahan pantainya. Tidak terasa setelah sore dan meningmati matahari terbenam kami semua harus meninggalkan pantai dan pulang kembali ke perusahaan dan kami berpisah setelah selesai makan malam di perusahaan dan kami barulah pulang kerumah masing-masing.

Setelah hampir satu tahun aku bekerja di perusahaan di kota Batam, pada hari minggu aku menelpon Ayukku di Padang dengan menggunakan telpon umum yang diangkat oleh Ibu Kos Ayukku, karena aku sering menlpon kesana jadi Ibu Kos Ayukku jadi hapal dengan suaraku dan kami juga sambil menunggu Ayukku datang Ibu Kos mengajak ngobrol sebentar sekedar basah-basi menanyakan kabar begitu juga denganku menanyakan kabar Ibu Kos Ayuk, setelah telpon diangkat oleh Ayukku kami langsung ngobrol akrab karena aku sangat dekat dengan Ayuk pertamaku, setelah cukup lama kami ngobrol Ayuk langsung bercerita kuliah kebetulan waktu itu sedang musim pendaptaran untuk masuk perguruan tinggi dan Ayuk bilang bahwa aku harus pulang dan melanjutkan kuliahku, Ayuk bilang jangan sampai terlalu larut dengan bekerja harus pikirkan lagi untuk melanjutkan kuliah “jangan sampai menyesal nanti dek”, dan aku menjawan “baiklah yuk akan aku pikirkan lagi” dan Ayuk bilang “jangan lama mikirnya dek nanti pendaftaran kuliah habis loh, nanti jika mau kuliah, kuliah saja ditempat Ayuk di Padang, nanti pilihlah jurusan yang sesuai dengan keinginan dan cita-citamu”. Dan akhirnya setelah lama kami bercerita dan aku menyudahi telponnya.

Setelah sampai rumah aku berpikir lagi, didalam bekerjapun aku juga sering sambil melamun memikirkan ucapan dari Ayukku apakah aku harus melanjutkan kuliah lagi atau hanya terus melanjutkan kerja, aku juga langsung berpikir sampai kapan aku harus kerja seperti ini, pergi pagi pulang malam, dan jika perginya malam pulangnya pagi begitulah hari-hari yang aku lalui tanpa aku memikirkan kebahagiaanku sebagai anak remaja yang masih harus belajar dan bermain bersama teman-teman, yang ada sekarang aku harus bekerja dan bekerja tanpa mengenal lelah terkadang hari minggupun juga harus bekerja. Dan kahirnya aku memutuskan harus menyudahai aktifitasku sekarang ini, aku selalu terngiang-ngiang nasehat Ayukku “jangan sampai nanti menyesal karena semua saudaraku kuliah semua hanya aku saja yang tidak kuliah, dan ekonomi orang tua juga masih mampu untuk membayar uang sekolah kita kata Ayukku, pulanglah dek kuliahlah, setelah nanti lulus kuliah barulah cari lagi pekerjaan yang lebih bagus lagi dari sekarang kata ayukku sehingga membuatku berpikir lagi untuk melanjutkan kuliah lagi.

Setelah keputusanku sudah bulat akhirnya aku menelpon lagi ayukku yang di Padang, bahwa aku akan mengikuti syaran Ayuk, aku mau kuliah lagi, dan Ayukku sangat senang dan Ayukku memberikan alamatnya di padang, dan Ayuk memberikan arahan kepadaku untuk menaiki kendaraan apa saja yang aku bisa naiki sehingga aku sampai di kota padang dan semua arahan Ayukku aku catat dengan baik.

Sebelum pulang untuk melanjutkan kuliah, aku bercerita kepada Paman dan sepupuhku bahwa aku mau pulang untuk melanjutkan kuliah, pada awalnya paman dan sepupuhku kaget karena aku selama ini belum bercerita kepada mereka tetapi akhirnya Paman sangat merespon positif dengan keputusan yang aku ambil untuk berhenti bekerja dan melanjutkan kuliah. Sedangkan sepupuhku sangat sedih karena dia tinggal sendiri walaupun dia mengiklaskan aku pergi karena ingin mengejar cita-citaku melanjutkan kuliah. Setelah bercerita panjang lebar dan ada adegan menangisnya sedikit antara aku dan sepupuhku dan kami melanjutkan untuk mengemas pakaianku untuk dimasukkan kedalam Koper, hampir semalaman kami bercerita dan berkemas-kemas pakaianku tidak terasa waktu sudah tengah malam dan tanpa sadar kamipun tertidur.

Keesokkan harinya kami berangkat kepelabuhan Sekupang Batam yang diantar oleh paman dan sepupuhku dan dua teman akrab kerjaku yaitu Roni dan Uni Erma diperusahaan yang ikut mengatar karena aku berangkat hari minggu sehingga tidak mengganggu waktu kerja mereka. Setelah sampai di pelabuhan aku langsung menuju loket tempat pemesanan tiket kapal yang ditemani oleh paman, setelah mendapatkan tiket kami langsung menuju ruang tunggu yang diikuti oleh sepupuh dan teman-temanku sampai waktu keberangkatanku tiba, setelah terdengar suara operator yang menyatakan waktu keberangkatan kapal yang akan aku naiki akan segerah berangkat dan seluruh penumpang di persilakan naik kekapal tujuan, aku berpamitan kepada semua yang mengantarku satu persatu dan aku akhirnya pergi menuju kapal. Setelah sampai dikapal aku langsung mencari nomor kursi tempat duduk yang tertera di tiketku, setelah menemukan kursih aku langsung duduk dan kebetulan sudah ada orang disebelah kursiku orang yang duduk, aku juga bersyukur orang yang duduk di sebelah kursihku adalah seorang wanita yang umurnya sudah seumuran Ayukku. Kami langsung berkenalan dan menanyakan alamat tujuan dan aku bersyukur lagi karena orang yang duduk didekatku juga menuju alamat yang sama denganku yaitu kota padang, karena didalam hatiku ada sedikit rasa khawatir karena aku belum perna menginjak kota padang dan aku harus berangkat sendirian. Akupun langsung mengucap syukur setelah Dia menyatakan ingin menuju kota Padang dan aku langsung meminta kepada kakak tersebut untuk bersamanya karena akau belum tau jalan untuk pergi ke Padang.

Kapal yang kami tumpangi setelah sehari semalam di laut akhirnya kapal kami berhenti karena sudah sampai ke tujuan yaitu kota Dumai, dan setelah sampai di pelabuhan kota Dumai kami langsung berjalan ke depan pelabuhan dan langsung menuju mobel travel yang akan membawa kami ke kota Padang yang mobil Travel tersebut sudah menunggu kami di depan pelabuhan, perjalanan dari Dumai ke Padang lebih kurang satu hari satu malam, kami sampai dikota Padang sekitar subuh lebih kurang jam 5 pagi, satu persatu penumpang diturunkan oleh supir travel karena sudah sampai kerumahnya dan aku akhirnya terakhir di antar karena rumah kos Ayukku yang paling ujung kata supir teravel tersebut, sebenarnya aku sangat cemas tapi aku berusaha setenang mungkin supaya supir tidak curiga bahwa aku sebenarnya baru pertama kali menginjakkan kakiku di kota padang dan sendirian pula. Setelah lama berkeliling mencari alamat rumah belum juga kami temukan, akhirnya supir travel memutuskan untuk menelpon karena alamat rumah belum juga kami temukan, sedangkan Ayukku sangat risau dan bahkan Ayukku mencari keterminal BUS dan tidak menemukanku, karena waktu aku mau berangkat Ayukku menyarankan kepadaku untuk naik BUS ALS, tetapi aku tidak jadi menaiki Bus ALS yang dibilangnya dan aku akhirnya naik Travel yang ikut dengan kakak yang duduk di kursih sebelahku, karena dia menyarankan kepadaku untuk ikut naik mobil teravel saja karena atar alamat katanya, aku langsung menyetujuinya tanpa memberitahukan kepada Ayuk terlebih dahulu karena waktu itu tidak ada telepon untuk menelpon.

Setelah menelpon Ibu Kos Ayukku dan akhirnya supir Travel berjalan menuju alamat yang sudah diberitahu Ibu Kos, tidak begitu lamah lebih kurang 30 menit kami sampai di depan rumah Ibu kos Ayuk dan aku langsung di sambut oleh Ayukku dengan muka yang ceria karena bisa bertemu denganku, setelah sampai dirumah aku langsung diajak oleh Ayuk masuk kekamarnya, dia bercetita betapa dia cemas memikirkanku takut aku hilang dan sebagainya berpikiran yang jelak akan keberangkatanku, tapi Ayuk selalu berdo’ah semoga perjalananku berjalan dengan baik dan sampai ketujuan dengan selalamat tanpa ada kurang apapun kata Ayukku yang terlihat dari raut mukanya sangat mencemaskanku, dan Alhamdulillah kamu selamat kata Ayuk sambil memelukku dan aku juga memeluk Ayuk untuk melepaskan kerinduan kami berdua..

Selama di kota Padang aku dan Ayuk selalu sering mengenai Universitas mana yang akan aku masuki dan jurusan yang mana yang akan aku ambil, dan Ayuk juga sudah bertanya-tanya sama kawan-kawan kulianya tentang Universitas mana yang bagus di kota Padang dan akhirnya kami memutusakan mendaftar di Universitas suasta karena tidak mungkin lagi untukku mendaftar di Perguruan Tinggi Negeri karena waktu pendaftaran sudah habis pada saat aku sampai di kota Padang.

Setelah beberapa hari aku tinggal diruamh kos Ayukku, kami pergi ke salah satu kampus yang cukup ternama di kota Padang, kami naik kendaraan umum Bus Kota dari Tabing menuju Lubeg (lubuak begalung) alamat kampus yang akan aku masuki. Kami langsung menuju Universitas Putra Indonesia (UPI) dengan mengambil jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer, sesuai dengan keinginnanku dan cita-citaku kedapan ingin melajutkan bekerja di kantoran kataku kepada Ayukku, dan Ayuk juga setuju dengan pilihan yang aku ambil.

Setelah sampai dikampus UPI kami langsung menuju scuirity untuk bertanya informasi tempat pendaftaran mahasiswa baru, setelah mendapat petunjuk dari scruirity kami langsung menuju meja panitia, kami bertanya tentang jurusan apa saja yang ada di kampus UPI dan langsung dijelaskan secara rinci oleh panitia sampai tatat cara pendaftaran dan lain-lain, setelah paham dengan pengarahan panitia kami langsung diberi formulir pendaftaran untuk kami isi sesuai dengan jurusan yang akan aku ambil, setelah selesai aku mengisi formulirnya, aku memberikan kembali kepada panitia beserta photocopy ijazah dan sayarat-syarat pendafataran lainnya yang sesuai dengan syarat pendaftaran untuk masuk di kampus UPI, dan aku langsung mendapatkan kartu pendaftaran dan didalam kartu tersebut juga ada jadwal ujian test tertulis yang harus aku ikuti, setelah selesai semua urusan kami untuk pendaftaran kamipun langsung pulang kembali ke Kosan.

Setelah jadwal test tiba, aku dan Ayuk berangkat lagi menuju kampus UPI tempatku mendaftar kuliah untuk ikut tes tertulis, dengan setia Ayuk menungguku selama lebih kurang dua jam kami mengikuti test tertulis. Setelah menyelesaikan semua soal dan waktupun habis, aku langsung keluar dari ruangan test dan  aku langsung mencari Ayuk, dan kebetulan Ayuk sudah bereada tidak jauh dari ruangan tempat aku mengikuti test, kami langsung menuju kantin kampus yang kebetulan tidak jau dari ruanganku test, kami harus menunggu beberapa jam karena pengumuman kelulusan akan segera diumumkan oleh panitia.

Setelah beberapa jam kami menunggu, kami langsung menuju meja panitia sesuai dengan jam yang sudah ditentukan oleh panitia, disana sudah banyak yang ngantri untuk menerima amplop yang berisi pengumuman kelulusan. Tibah giliranku untuk mendapatkan amplop, setelah menerima ampok aku dan Ayukku langsum membuka amplop tersebut dan Alhamdulillah aku dinyatakan diterima sebagai calon mahasiswa di Kampus Universitas Putra Indonesia (UPI) padang, dengan rincian biaya masuk sudah tertera di dalam suarat yang ada di dalam amplop.

Setelah dinyatakan lulus kami langsung menuju telepon umum untuk menelpon Ayukku yang ada di Bengkulu, untuk menceritakan bahwa aku sudah diterima di Universitas yang ada di Kota Padang dan kami juga berpesan kepada Ayukku di Bengkulu untuk menyampaikan kepada Bapak, karena kami tidak bisa menelpon Bapak karena tidak ada Telp Rumah ditempat kami di kampung.

Untuk mendaftar ulang masuk di perguruan tinggi, aku memutuskan untuk semuanya menggunakan uang tabunganku selama aku bekerja di Kota Batam, setelah selesai membayar uang daftar ulang termasuk SPP selama satu semester, uang Pembangunan, uang Almatar dan uang Ospek semua telah selesai kami lakukan transaksi pembayaran, dan aku bersam Ayukku pergi ke Mal untuk membeli perlengkapan Mos, dan beberapa baju untuk keprluanku kualiah. Disinilah letak kebahagiaanku aku bisa melanjutkan kuliah kembali sesuai dengan cita-cita dan impianku.
Photo pada saat aku lagi kuliah dan sedang Praktikum di Labor Komputer

Tidak terasa empat tahun berlalu, aku sudah menyelesaikan pendidikanku, dan pada bulan Agustus tahun 2005 kami mengikuti acara wisudah yang dihadiri oleh orang tuaku  (Bapak dan Ibu) beserta ayuk dan adikku juga ikut menyaksikan acara wisudahku, dengan bangga aku persembahkan gelar sarjanaku didepan orang tuaku.


itulah segelumit perjalanan hidupku yang berjuang menggampai mimpinya untuk masuk di bangku kuliah.

Mohon maaf Photo-photo bersama teman-temanku di SLTA dan Photo selama kerja di perusahaan tidak ada lagi semenjak kami pindah rumah.

Bengkalis, 20 April 2020





[1] Ayuk adalah Sebutan untuk kakak perempuan yang ada di Bengkulu

0 Comment for "MENDAKI SEBUAH IMPIAN"

Back To Top