POTENSI PEREMPUAN PESISIR
Oleh: Titin Sumarni (Dosen Satain Bengkalis)
Berawal dari rapat akhir kajian potensi perempuan pesisir di kabupaten bengkalis yang ditajah oleh Prof.DR. Nahiyah Jadi Faras, Musaroh, MSI, Dedek, MSI , yaitu tanggal 21 november 2017, yang dilaksankan di gedung pertemuan badan pemberdayaan perempuan kabupaten bengkalis, yanga mana kajian potensi perempuan pesisir di kabupaten bengkalis ini terdiri dari kecamatan bengkalis, kecamatan bantan, kecamatan rupat dan kecamatan rupat utara, dimana kabupaten bengkalis terdiri 8 kecamatan yang dipisahkan oleh pulau-pulau antara satu kecamatan dengan kecamatan yang lain.
Potensi adalah kemampuan yang bisa di kembangkan dalam hal kekayaan alam yang dapat di gunakan untuk memenuhi kebutuhan manuasia pada umumnya. Sedangkan menurut Myles Munroe, potensi adalah sesuatu bentuk sumber daya atau kemampuan yang cukup besar namun kemampuan tersebut belum tersingkap dan belum diaktifkan. Potensi juga diartikan kekutan terpendam yang belum dimanfaatkan, bakat tersembunyi atau keberhasilan yang belum diraih padahal sejatinya kita mempunyai kekuatan untuk mencapai keberhasilan tersebut.
Berdasarkan Visi Pembangunan Nasional dan Daerah Tahun 2005-2025 ini mengarah pada pencapaian tujuan nasional/daerah seperti tertuang dalam UUD 1945 yaitu semua rakyak mempunyai kesempatan yang sama dalam meningkatkan taraf hidupnya dan memperoleh lapangan pekerjaan, mendapatkan pelayanan sosial, pendidikan dan kesehatan, mengemukakan pendapat dan melaksanakan hak politiknya, mengamankan dan mempertahankan negara, serta perlindungan dan kesamaan di depan hukum. Tanpa mendiskriminanasi individu, gender dan daerah.
Partisipasi perempuan bidang ekonomi di era sebelum dan awal-awal kemerdekaan di dominasi oleh kerja-kerja di sektor pertanian, hal ini sesuai dengan indonesia sebagai negara agraris. Dari kegiatan penanam bibit padi, menyiangi rumput, mengusir hama, menuai padi, dan akhirnya menjadikan beras dengan menumbuk padi hampir semuanya dilakukan perempuan. (Nahiyah Jadi Faraz).
Menariknya, sebagai perempuan (empu = ahli) kaum hawa ini selalu saja kreatif dalam memanfaatkan waktu dengan kegiatan-kegiatan yang sangat bernilai ekonomis, seperti melakukan penanaman “ramil” sebagai bahan baku untuk dibuat tenun dan ahirnya dibuat kain, seperti yang dilakukan perempuan-perempuan delanggu (Jawa Tengah) (Sunarjadi, 2007).
Perempuan pesirir khusunya di kabupaten bengkalis, sudah banyak seklai mempunyai potensi baik dari segi kuliner dan kerajinan tangan yang banyak diolah dari bahan hasil tangkapan nelayan, seperti pembuatan kerupuk ikan, terasi udang, yang memiliki rasa yang mulai di perhitungkan bukan hanya di kabupaten Bengkalis dan Propinsi Riau, dan mulai meluas di negara-negara tetangga seperti malaysia dan singapura.
Selain dari kuliner juga mulai di perhitungkan yaitu kerajinan tangan dari bahan sisik ikan yang di buat dengan sangat indah seperti bunga, gantungan kunci dan bros baju, dan juga kerajinan tangan seperti tenun bengkalis yang sangat indah kegiatan ini mulai rutin dilakukan oleh kelomok-kelompok PKK dan bahkan individu, dan sudah mulai memiliki rumah industri seperti yang ada di desa selat baru yang di tajah oleh ibu srimulatsih, dan sudah memiliki rumah produksi dikabupaten bengkalis.
Motivasi perempuan dalam berusaha umumnya untuk mencari uang, sementara laki-laki untuk karir. Mayoritas perempuan pesisir belum punya pengalaman ketika memulai bisnis di bandingkan laki-laki. Usaha perempuan umumnya relatif lebih kecil di bandingkan usaha yang dimiliki laki-laki. Dalam berbisnis perempuan kurangnya pembiayaan, kesulitan mencari pelanggan, kesulitan menemukan tempat bisnis, menemukan karyawan yang tepat dan kurangnya rasa percaya diri. Secara keseluruhan perempuan pengusaha menghadapi tantangan yang sama seperti laki-laki dalam menjalankan bisnis. Sebagai tantangan terkait dalam persaingan serta dalam menjalankan bisnis, sewa, dan permasalahan mencari dan mempertahankan karyawan yang berkualitas.
Seperti yang ada di kecamatan bantan selain dari produk yang berbahan ikan dari hasil tangkapan nelayan, juga berasal dari pertanian yang berbahan ubi singkong, yaitu kepuk ubi yang beraneka rasa, berawal dari pendampingan penyuluhan desa yang membimbing masyarakat yang memiliki potensi untuk berusaha dan membantu perekonomian keluarga, yang berawal kerupuk ubi yang dibuat secara manual sehingga kerupuk yang dihasilkan sangat sedikit setiap harinya sedangkan permintaan konsumen sudah cukup menjanjikan sehingga ibu tersebut mendapatkan pendamipingan yang dibantu dalam pemarutan kerupuk ubi singkong, dan sekarang produk yang dihasilkan ibuk tersebut sudah mulai meluas bukan hanya dipasarkan didesa setempat saja tetapi sudah muali meluas kedesa-desa lain dan sudah masuk ke daerah perkotaan kabupaten bengkalis.
Selain di desa bantan masih banyak lagi didesa-desa lain yang memliki potensi yang sangat menjanjikan seperti di desa ketam putih yang juga menghasilkan produk dari bahan ikan juga dari hasil pertanian yaitu seperti sagu, sagu yang diolah seperti mei sagu, sagon rendang, biji mutiara yang bisa dibuat dalam campuran es cendol dan lain-lain sebagainya.
Dan di kabupaten bengkalis juga sudah mulai meluas produknya yaitu lempuk durian, dodol durian, dodol nanas, dan juga manisan seperti manisan pepaya, kedondong, asam paye, dan masih banyak lagi jenis olahan-olahan kuliner yang dihasilkan perempuan pesisir di kabupaten bengkalis. Dan bahkan masih banyak lagi potensi yang dimiliki perempuan-perempuan pesisir di kabupaten bengkalis yang belum di gali dan belum aktif, sehingga petensi-petensi ini perlu di bina dan pendampingan secara inten oleh pihak pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk membuat potensi yang ada tersebut mulai tumbuh aktif dan berkembang.
Dari hasil produk yang dihasilkan perempuan-perempuan pesisir yang telah di jadikan sampel ternyata potensi perempuan yang ada di kabupetn bengkaslis khusunya daerah pesisir memiliki potensi yang sangat menjajikan dalam peningkatan perekonomian keluarga, tetapi semua ini masih perlu pendampingan dari pihak-pihak pemerintah yang terkait sehingga potensi perempuan yang ada di daerah pesisir kabupaten bengkalis tidak tertinggal dengan derah lain dan bisa menopang perekonomian sehingga produk-produk yang dihasilakan perempuan-perempaun yang berpotensi ini bisa mendapatkan mitra kerja yang luas, dan jangkaupan pemasaran juga meluas tidak hanya di daerah setempat tetapi bisa meluas keseluruh lapisan masyarakan indonesia dan bahkan menjangkau ke negara-negara tetangga seperti malaysia dan singapura, sehingga tingkat kemiskinan bisa di atasi dengan pembinaan petensi-potensi perempuan yang ada di daerah pesisir kabupaten bengkalis.
0 Comment for "POTENSI PEREMPUAN PESISIR "