Jangan memandang kebelangkang, jika memandang kebelakang akan membuatmu ragu untuk melangkah, fokuslah ke depan untuk menyongsong hari yang lebih cemerlang

Assalammualikum Selamat datang di goresan inspirasi ku

HATI YANG LAPANG

*** HATI YANG LAPANG ***
Oleh: Titin Sumarni (Dosen STAIN Bengkalis)

Manusia hidup terkadang terlalu memaksa, memaksakan kehendak, memaksakan pikiran, memaksa diri sendiri, memaksa orang lain. Tetapi karena itu manusia muda menjadi stres, manusia tidak sadar kalau telah berbuat melampaui batas yang telah ditetapkan oleh-Nya. Kita harus menjalani hidup dengan merasa cukup, tidak memaksakan diri, dan memiliki hati dan jiwa yang lapang, yang bisa menerima segala sesuatu dengan seiklas-iklasnya. Bukan berarti kita hanya diam saja, bukan berarti kita tidak berusaha, kita harus selalu bekerja dengan gigih, dan berdoa dengan lebih gigih lagi, setelah itu lapangkan hati dan jiwa untuk menerima segala ketetapan darinya. (Jiwa Yang Lapang, A.K)

Apa yang dikatankan dengan hati yang lapang yaitu kita sudah menerima keadaan yang dihadapi, iklas dalam menjalaninya baik kebahagiaan yang datang maupun kesedihan yang datang kepada kita.

Terkadang dalam pekerjaan misalnya, ada saja rintangan dan cobaan yang terjadi sehingga sangat menguji kesabaran, dan keiklasana dalam melakukannya, terkadang ada saja terucap didalam hati gerutuhan-gerutuhan manja yang dilontarkan, sehingga sering terjadi keluhan dan keluhan.

Sering kita menganggap dalam melakukan suatu pekerjaan sebenarnya dikerjakan oleh beberapa orang tetapi menurut kita, hanya kita saja yang mengerjakannya, sehingga terucapa kenapa hanya aku saja yang bekerja kenapa tidak ada orang mau membantu padahal sudah di tunjuk untuk bekerja dan membantu melakukan pekerjaan ini. Sehingga terlontar sipat ego sehingga terucap kalau bukan aku maka pekerjaan ini tidak akan selesai”. Kita lupa padahal mereka telah membantu kita, dan bahkan orang tersebut ingin membantu tetapi melihat kita sudah melakukannya dan mereka menganggap kita bisa melakukannya, sehingga orang membiarkan kita melakukannya sampai selesai, dan kita dalam bekerja tidak perna meminta untuk di tolong sama mereka. Disinilah kita harus mengintrospeksi diri kita kembali, sehingga tidak menyalakan orang lain, terutama apabilah yang kita lakukan masih terdapat kesalahan-kesalahan kecil yang terjadi sehingga kita tidak menyalakan orang lain.

Disini kita perlu mengintrospeksi diri kembali sehingga terdapat hati yang tenang dan tidak perna menyalakan orang lain, bekerja dengan hati yang senang dan iklas dalam setiap pekerjaan yang dilakukan, kita merasa menikmati dalam segala pekerjaan dan rutinitas yang kita lakukan, ada pepata bijak yang menyatakan bahwa “ jika kita sering menyalakan orang lain, maka kita harus banyak belajar, dan jika kita masih menyalakan diri sendiri, maka berarti kita sedang belajar, dan jika kita tidak menyalakan siapa-siapa lagi berarti kita sudah selesai belajar” (H. Mansur), disini dalam kata bijak tersebut barulah saya menyadari bahwa kita masih dalam lingkup yang masih harus belajar dan bahkan masih banyak belajar, tidak peduli belajar pada siapa saja, bahkan sama anak kecil kita juga harus belajar.

Dalam kehidupan ini memang teori banyak yang mengatakan bahwa kesabaran juga adalah kunci kesuksesan, tetapi kesabaran ini sering terkadang hanya ucapan di bibir tetapi di hati masih sering sekali kesabaran itu sulit untuk dilakukan bahkan keiklasan sangat sulit seklai untuk dilakukan. Lalu bagaimna dikatakan kita termasuk orang yang sabar, apakah tidak pernah marah atau seperti apa..?.

Jika kita sudah memiliki rasa tanggung jawab dalam melakukan suatu pekerjaan tersebut maka tidak akan ada lagi kata bahwa saya capek melakukan pekerjaan ini sendiri, padahalan seharusnya bukan saya sendiri yang melakukannya, kanapa semua dibebankan kepada saya sendiri. Dengan tanggung jawab maka pekerjaan yang suliat akan merasa gampang karena merasakan bahwa pekerjaan tersebut adalah tanggaung jawab yang harus dipersiapkan atau diselesaikan, dan jika tidak selesai akan merasa terbebani sendiri karen merasa tidak akan dipercayai orang lagi untuk melakukan pekerjaan yang penting.

Dalam bekerja pastilah orang memberikan pekerjaan tersebut menganggap kita bisa menyelaikannya, jika kita tidak bisa, maka orang tidak akan memberikannya. Nah jika kita selesai menyelesaikan tugas yang penting dengan baik maka selain orang yang memberikan tugas tersebut senang kita juga akan bahagia karena sudah membantu menyelsaikan tugas dengan baik dan sudah membuat orang lain senang itulah kepuasan yang kita miliki yang sengguhnya.

Jika kita sudah memiliki jiwah yang seperti ini itulah menurut saya kita sudah memiliki jiwa yang lapang, karena sudah bekerja secara iklas bekerja mengharapkan ridho dari Allah SWT, dan hasil dari pekerjaan kita membahagiakan orang lain dan ingalah bahwa Allah akan bersama dengan orang-orang yang sabar dan iklas, dan Allah akan membayar berkali-kali lipat apa yang telah kita kerjaan sesuai dengan usaha kita, insyaallah. Dan yakinlah Allah tidak perna tidur, apa yang telah kita kerjakan tidak akan sia-sia.

Jika kita sudah mendapatkan hati dan jiwa yang lapang maka apapun pekerjaan yang kita lakukan akan merasa senang dan tidak akan ada rasa keterpaksaan dan akan merasa senang dengan apa yang telah dilakukan. Sehingga apapun resiko yang kita lakukan sudah siap menerimanya.

Seperti dalam pekerjaan dan memiliki suatu jabatan yang tinggi dan suatu saat kita turun dari jabatan tersebut, maka kita sudah siap dengan segala resiko yang dihadapi begitu juga sebaliknya jika di uji dengan jabatan yang tinggi kita juga berhati-hati dan tidak angku dan sombong dengan jabatan tersebut, sehingga jika sudah tidak menjabat lagi kita juga sudah siap menghadipi dengan hati dan jiwa yang lapang, tidak merasa iri dan dengki dengan orang lain yang menggantikkan kita tersebut dan tetap mendukungnya untuk memajukan instansi yang kita kelolah bersama, bukan menjatuhkannya. Begitu juga dalam berpolitik kita  siap menag dan siap kalah, dan jika kita menang dalam suatu pemilihan maka lakukanlah dengan sebaik-baiknya, dan jika kita tidak terpilih tetap mendukung kepada orang yang terpilih dan tidak menganggap dia adalah saingan  tetapi tetap mendukung satu sama lainnya. Begitu juga jika berusaha berwiraswasta harus siap menerima semua resikonya yaitu keberhasilan ataupun kekagalan, jika ini semua bisa kita lakukan maka kita sudah menjadi orang yang berjiwa yang lapang.  Jika ini sudah kita miliki maka kebahagian akan menanti dimanapun kita berada.


Jika sudah melakukan tiga hal yaitu tekun, sabar dan iklas, makan akan mendapatkan jiwa yang lapang, iklas dalam menghadapai segala cobaan dan rintangan menjalani perjalanan hidup, maka insyaalah akan mendapatkan hati yang tenang dan bahagia dalam segala hal dan bahagia dimanapun berada, semoga kita semua selalu hidup bahagia dan mendapatkan hati dan jiwa yang lapang dalam menghadapi segala cobaan dan rintangan hidup. wassalam semoga bermanfaat.

Gambar terkait


0 Comment for "HATI YANG LAPANG"

Back To Top