*** Cerita Siang ***
Oleh: Titin Sumarni
Setelah istirahat jam kantor, kami
bermaksud untuk pergi mencari makan karena kami tidak pulang dan kami bermaksud
untuk mencari rujak kesukaan saya dan ibu muf teman sekaligus kakak bagi saya,
sebelum pergi untuk mencari makanan kami sengaja menyelesaikan kewajiban kami
sebagai umat muslim sholat zuhur terlebih dahulu, karena jika sudah selesai
sholat kami bebas rasanya untuk pergi-pergi karena di kampus tempat kami
bekerja tinggal mahasiswa ujian dan pada siang hari ini kami tidak ada mengawas
ujian sehingga kami memutuskan sambil mencari rujak juga kami berkeliling untuk
sekedar refresing alias cuci mata melihat pakaian anak-anak dan pakaian kami
juga walaupun tidak ada pakaian kami yang kami beli tetapi kami membeli pakaian
untuk anak-anak saja.
Pada saat kami mau membeli rujak
ternaya rujak tempat langganan kami masih tutup, akhirnya kami memutuskan untuk
pergi ketoko sepatu untuk sekedar melihat-lihat, dan beberapa toko yang kami masuki
tetapi pilihan kami juga belum ada yang cocok, dan akhirnya kami memutuskan
untuk pergi lagi ke tempat rujak, dan lagi-lagi tempat rujak langganan kami
masih tutup, akhirnya kami memutuskan lagi untuk pergi melihat baju anak-anak,
beberapa toko kami masuki dan kami juga sudah membeli beberapa baju untuk
anak-anak, saya membeli baju untuk sicomelku ebed dan ibu muf juga membeli baju
untuk anaknya.
Setelah beberapa baju yang kami beli
kami memutuskan lagi untuk ke tempat rujak langganan kami, dan sebelum sampai
ketempat rujak kakak saya ibu muf mengajak ke toko busana untuk melihat-lihat
baju kami, dan akhirnya kami memutuskan ke toko busana yaitu family busanan,
nah disinilah bermula cerita yang cukup menjengkelkan hati pada siang hari ini,
pada saat kami mau belok kejalan raya menuju toko busana tersebut tiba-tiba
kami di stop dari belakang oleh pak polisi….
Kami pura-pura tidak melihat aj
polisi sedang memanggil-manggil kami untuk berhenti walaupun motor yang saya
bawa sengaja saya agak lambat, dan ternyata polisi yang memanggil kami langsung
memotong jalan kami sehingga kami terpaksa untuk berhenti, dan pak polis
bertanya “ ibu tau apa kesalahan ibu…” kata pak polisi, dengan senyum saya juga
menjawab “tau pak…”, “ya ibu melangga peraturan lalu lintas, ibu tidak memakai
helm ganda” kata pak polisi….” Ya pak maaf…saya berkata dengan polos” lalu
polisi meminta untuk menunjukan STNK, SIM, dan Alhamdulillah yang di minta saya
semuanya lengkap, tetapi kesalahan kami tidak memakai helm ganda, karena kami
mengira pak polisi istirahat juga sehingga tidak ada rahazia, makanya kami
memutuskan untuk memakai satu helm saja, dan kami juga tidak kepikiran waktu
mau pergi sebelumnya untuk keliling-keliling dahulu cuci mata, dan akhirnya
kejadian kami di tilang polisi….
Hemm… memang masalah-masalah ini
kami ciptakan sendiri tetapi semua ini diluar kehendak, dan akhirnya kami di
bawa ke posko ronda polisi dan kami di tilang, polisi menawarkan “apakah ibu
mau membayar langsung di sini atau ibu mau di tilang dan pembayarannya melalui
Bank BRI” kata polisi, lalu kami memutuskan untuk membayar tilang melalui Bank
BRI.
Akhirnya kami memiliki kerjaan lagi,
dalam perut yang sudah keroncongan kami juga harus pergi membayar tilang. Ya…
apa boleh buat ini semua karena akibat kelalaian kami sendiri tidak mematuhi
peraturan lalu lintas, akhirnya kami selesai membayar tilang di Bank BRI dan
kami pergi kembali di posko ronda polisi untuk menunjukan bukti pembayaran dan
menebusnya dengan SIM saya, setelah menyerahkan bukti pembayaran dan SIM saya
di berikan oleh polisi, kami di ajak polisi untuk ber photo bukti kami telah
menyerahkan bukti pembayaran tilang, tetapi saya lupa untuk meminta diphoto
juga dengan HP saya, karena saya menyerahkan agak sedikit cemberut, jadi
terlupa deh untuk berphoto sama pak polsis hehe….
Setelah semua urusan kami selesai
dengan polisi, tidak menyurutkan kami untuk ke toko busana yaitu family busana,
tetapi toko yang kami tuju eh malah tutup. Lalu saya bilang sama ibu muf kakak
saya oh walah bu kita yang tadinya bela-belain mau ke toko busana tersebut samapi
ditilang pak polisi malah tokonya tuutp.
Akhirnya kami pergi ke tempat rujak
langganan kami, karena saya bilang sama ibu muf kakak saya perut saya sudah
lapar sekali bu ayo kita makan dulu ya sebelum kita pergi-pergi lagi. Dan akhirnya
kami memutuskan untuk pergi makan rujak dan Alhamdulillah rujaknya sudah di
buka tetapi yang antri sudah banyak, kami kebagian antri yang ke depalan,
dengan sabar kami menunggu karena dari kampus tadi kami hanya ingin memakan
rujak, dan kebetulan di sebelah rujak juga ada yang menjual nasi padang, kami
memutuskan membeli nasi padang satu porsi, sambil menunggu kami makan berdua
dan setelah selesai makan akhirnya rujak pesanan kami sampai, kami melanjutkan
untuk memakan rujak, dan kenikmatan makan rujak siang-siang tadi membuat semua
masalah tadi yang tilang polisi sirna dari pikiran kami. Yang ada hanya ingin
kenikmatan enaknya makan rujak saja hehe…

Dari ceritaku hari ini itulah hidup
yang memiliki lika-liku cerita didalamnya ada cerita suka dan duka yang kita
lalui, tergantung kita menyikapinya saja, jika kita mengaggap masalah yang
dihadapi dengan santai maka masalah tersebut tidak akan terlalu membebani hidup
kita, tetapi jika kita terlalu mengganggap masalah tersebut terlalu serius maka
masalah tersebut akan membebani dan membelenggu dalam diri kita sehingga kita
akan stress dan berprasangka yang tidak-tidak kepada sang maha pencipta… jadi
menurut saya hadapi saja kehidipan ini dengan biasa-biasa saja, apapun itu
masalahnya baik duka mupun suka. Sehingga kita akan menjadi orang yang selalu
bersyukur atas apa yang terjadi menimpah diri kita. wassalam
Salam literasi
Bengkalis,
20/12/18
Titin
sumarni Staf pengajar di STAIN Bengkalis